10 Tips Untuk Mendapatkan Hasil Maksimal Dari Kamera DSLR Anda

Kamera digital saat ini mengalami perkembangan yang luar biasa cepat. Hampir setiap beberapa bulan produsen kamera akan memperkenalkan sebuah body baru sarat dengan fitur dan teknologi yang sebelumnya tidak tersedia, tetapi hal ini bukan merupakan sesuatu hal yang buruk. Semua fotografer memperoleh manfaat lebih dari kamera baru ini dalam hal meningkatkan kinerja mereka, hal itu berarti Anda mungkin harus meng-upgrade kamera Anda setiap tahun atau lebih. Era kamera menggunakan roll film sudah lewat dimana Anda dulu dapat meng-upgrade kamera Anda setiap lima tahun atau lebih.

Kamera digital saat ini seolah-olah menjelma menjadi sebuah super computer, dimana di dalamnya dapat menghasilkan proses untuk shooting, playback bahkan editing. Untuk pemula atau pro yang sudah berpengalaman, sangat penting untuk mengetahui pengaturan apa saja yang terdapat dalam sebuah kamera dan mengaturnya untuk kebutuhan mereka masing-masing sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dari kamera tersebut. Gunakan tips di bawah ini untuk mendapatkan performa terbaik dari DSLR baru Anda:

1.    Gunakan format file RAW
Memilih format file yang tepat adalah langkah pertama dalam menggunakan DSLR baru Anda. Format file menentukan ukuran dan kualitas gambar yang dapat disimpan pada kartu memori Anda. Terdapat dua pilihan, JPEG atau RAW. File JPEG diproses dalam kamera sesuai dengan pengaturan yang telah Anda tetapkan. File ini baik untuk berbagai keperluan selama Anda mendapatkan eksposure dan white balance yang tepat. Tetapi ketika Anda membuka file JPEG di komputer, data yang telah disimpan dalam format ini akan mengurangi pilihan Anda untuk lebih mengoptimalkan gambar.
File RAW adalah data yang benar-benar murni atau belum diproses, yang mengandung data sensor pixel yang asli.
Software editing saat ini memiliki banyak pilihan untuk pengolahan RAW, yang memungkinkan berbagai penyesuaian dari gambar RAW tanpa menurunkan kualitasnya. Jika Anda baru memulai, coba gunakan opsi RAW + JPEG, jika kamera Anda memiliki pilihan ini untuk mendapatkan kedua format gambar tersebut. Pendekatan ini membutuhkan ruang memori lebih banyak, tetapi Anda memiliki keleluasaan dalam mengolah dan melakukan penyesuaian sesuai dengan keinginan Anda.

2.    Gunakan Noise Reduction pada kamera
Anda dapat mengambil gambar dalam format RAW dan kemudian melakukan sebagian optimasi pada postprocessing. Anda dapat melakukan sharpening, color saturation dan juga contrast serta variable lain dalam Photoshop sebagai media dalam Anda mengolah gambar. Tetapi ada satu pengaturan yang dapat dilakukan di dalam kamera yaitu pengaturan untuk mengurangi noise yaitu noise reduction.
Jika Anda suka mengambil gambar senja hari dan memotret bintang, situasi ini adalah minim cahaya dan memerlukan bukaan lensa dari satu detik hingga lebih dari satu jam. Exposure yang panjang akan mengakibatkan noise yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena sensor digital memanas sehingga mengakibatkan gambar yang diperoleh akan menghasilkan noise yang cukup mengganggu.
Tetapi ada kabar baik dari produsen kamera digital saat ini, bahwa banyak kamera digital sekarang memiliki fasilitas noise reduction. Dalam fotografi digital, pengurangan dark frame adalah cara untuk meminimalkan noise gambar untuk foto yang diambil dengan waktu pemaparan yang panjang (long exposure). Ia mengambil keuntungan dari fakta bahwa komponen noise, yang dikenal sebagai fixed-pattern noise, adalah sama dari satu gambar ke gambar yang lain: yaitu noise yang berasal dari sensor (dead or hot pixels).  Ia bekerja dengan mengambil gambar pada saat rana tertutup. Kamera kemudian menggunakan cara ini untuk mengidentifikasi pixel panas atau noise dan kemudian menghilangkannya. Bagaimanapun juga jangka waktu pengambilan gambar yang pertama adalah sama ketika kamera mengambil gambar untuk dark frame. Dalam contoh di atas, setelah pengambilan gambar bintang selama satu jam, Anda hanya perlu menyimpan kamera sementara dalam jangka waktu satu jam, dan kemudian Anda akan mendapatkan gambar yang bersih dari noise.

3.    Gunakan White Balance
White Balance adalah istilah dalam fotografi untuk kalibrasi titik berwarna putih. Sebagaimana dijelaskan pada bagian suhu warna / color temperature, warna yang dianggap putih dapat bervariasi tergantung pada kondisi pencahayaan. Konsep “warna putih” menjadi bukan sesuatu yang absolut. Kebanyakan kamera digital dapat diatur untuk memilih warna putih sesuai selera Anda, biasanya dengan cara mengarahkan kamera ke objek berwarna putih dalam sinaran cahaya yang ada, teknik ini disebut manual white balance. Beberapa kamera dapat juga mendeteksi adanya cahaya sekitar dan menentukan sendiri warna putih yang dimaksud – hal ini disebut automatic white balance. Sedangkan pemilihan white balance berdasarkan pilihan jenis lampu yang disediakan pada kamera digital disebut pre-set white balance.

4.    Gunakan Autofocus untuk memotret
Untuk objek diam biasanya pada model foto lanskap dan portrait, biasanya Anda pasti sering menggunakan mode fokus manual. Tapi untuk objek bergerak misalkan burung yang terbang di angkasa kita tentu tidak akan dapat menggunakan mode fokus manual untuk dapat menangkap pergerakan burung dengan cepat kita dapat menggunakan mode autofocus.
Terdapat 3 peraturan penting ketika kita menggunakan mode autofocus untuk objek bergerak:
Pertama, aktifkan continuous servo focus. Mode ini memberitahu kamera bahwa objek bergerak sehingga kamera akan terus memfokuskan kembali untuk membekukan objek. Kedua, pilih dynamic focus untuk mengaktifkan lebih banyak titik fokus dalam kamera Anda. Pola ini bervariasi untuk setiap kamera, tetapi biasanya digunakan pola 9-point group pattern untuk objek yang bergerak dalam arah yang diprediksi. Tetapi untuk objek yang bergerak tidak menentu, Anda dapat memilih pola kelompok yang lebih besar. Ketiga, atau yang terakhir adalah dengan mengatur frame rate (jumlah bingkai gambar atau frame yang ditunjukkan setiap detik dalam membuat gambar bergerak; diwujudkan dalam satuan fps (frames per second), makin tinggi angka fps-nya, semakin mulus gambar bergeraknya). Dalam setiap kamera Anda akan menjumpai frame rate yang berbeda-beda, ada yang 5fps, 3.9fps, 6.3fps. Semuanya dapat digunakan tergantung dengan kebutuhan Anda.

5.    Nyalakan High-Speed Flash Sync
TTL Flash (TTL = Through-The-Lens) dalam fotografi telah memiliki kemajuan besar dalam teknologi dan kemampuannya dalam beberapa tahun terakhir. Dengan sepasang flash dan flash pada kamera Anda yang berfungsi sebagai master, Anda dapat mengambil objek secara nirkabel dan menciptakan foto yang menakjubkan dimana saja Anda melakukan perjalanan. Anda dapat mulai belajar menggunakan flash on-camera dalam mode nirkabel baik sebagai master ataupun sebagai flash remote.
Anda dapat mengatur lebih jauh sinkronisasi pada kemera Anda, pada kamera Nikon pengaturan ini dapat ditemukan dalam fungsi custom pada menu yang terdapat di dalam kamera. Sedangkan untuk Canon, opsi ini dapat ditemukan pada flash itu sendiri. Mengatur high speed flash sync. pada kamera, memungkinkan Anda untuk mengambil gambar dengan speed yang lebih cepat dari kecepatan standar rata-rata kamera yang ada saat ini.
Sebagai contoh, ketika Anda sedang mengambil objek seorang model di pinggir kolam renang dibawah sinar matahari yang terik. Anda ingin menggunakan beberapa flash pada bukaan rana f/2.8. Aperture ini akan memberikan efek blur pada latar belakang objek Anda, pada kamera terlihat petunjuk bahwa kecepatan yang harus digunakan adalah 1/1000 detik untuk bukaan yang tepat. High speed flash sync. akan memungkinkan Anda untuk mengambil gambar pada kecepatan yang memungkinkan dan menambahkan beberapa flash sebagai tambahan.

6.    Gunakan Sensor Cleaning
Anda mungkin pernah merasakan sedikit kesulitan ketika harus membersihkan debu yang menempel pada permukaan lensa Anda bukan? Membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit hanya untuk membersihkan bintik-bintik debu.
Saat ini produsen kamera digital sudah menerapkan pada sebagian besar kamera digital yang mereka produksi dengan menambahkan fungsi sensor cleaning pada kamera. Umumnya fungsi ini bekerja ketika kita hendak menyalakan atau mematikan kamera kita. Fungsi ini cukup membantu kita dalam membersihkan sensor pada kamera. Tapi mungkin ada cara yang lebih baik yang dapat kita lakukan yaitu, kita harus mau membersihkan sensor secara manual. Hal ini dapat kita lakukan ketika kita sering berganti lensa, karena debu bisa saja masuk ketika kita melepas dan mengganti lensa. Lakukan hal ini setiap kali kita akan mengganti lensa pada kamera.

7.    Gunakan Depth-Of-Field Preview
Depth of Field (DOF) berarti kedalaman ruang. Di dunia fotografi, DOF secara teknis berarti rentang atau variasi jarak antara kamera dengan subyek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) gambar yang masih dapat diterima (tidak blur). Dengan kata lain, DOF digunakan untuk menunjukkan ruangan tertentu di dalam foto yang mendapatkan perhatian khusus oleh mata karena adanya perbedaan ketajaman (fokus).
Tombol DOF Preview hanyalah sebuah alat bantu yg memungkinkan kita melihat approximation (perkiraan hasil) foto yang akan terekam oleh kamera. Memang kita hanya bisa melihat perkiraan saja mengingat pandangan pada viewfinder akan bertambah gelap seiring dengan mengecilnya diafragma lensa. Sehingga agak susah menilai mana objeknya yang fokus/tajam dan mana yang tidak.

8.    Gunakan Image Stabilization
Banyak dari lensa kamera saat ini memiliki kemampuan Image Stabilization (stabilisasi-gambar). Teknologi ini secara dramatis telah meningkatkan kemungkinan mendapatkan gambar yang tajam dalam tingkat pencahayaan yang rendah, ketika posisi tangan kita memegang kamera. Mengambil gambar dalam kondisi sangat minim cahaya dengan kecepatan 1/15 detik pada ISO 6400 dengan hasil tajam tanpa blur akibat goncangan tangan, merupakan sebuah dimensi baru dalam era fotografi digital.
Image Stabilizer ada yang dibangun dan ditanamkan ke dalam lensa, dan ada juga dibangun dalam sensor yang ada pada bodi kamera. Sistem ini dapat selalu Anda gunakan kecuali ketika Anda menggunakan tripod atau tergantung dari generasi stabilisasi gambar yang Anda miliki. Beberapa produsen kamera merekomendasikan mengubah stabilisasi menjadi off ketika kita menggunakan tripod. Atau Anda sendiri dapat melakukan riset dari lensa dan kamera Anda untuk dapat menemukan kinerja terbaik dari sistem ini.

9.    Gunakan Rain Cover
Ada satu hal yang harus Anda ingat ketika Anda akan memulai aktifitas dalam pemotretan. Selalu siapkan pelindung kamera dari hujan! (rain cover). Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini sangat sulit diprediksi, ketika siang hari cuaca akan sangat terang dan begitu panasnya sementara menjelang sore hari akan turun hujan.  Memang saat ini banyak bermunculan kamera dengan fasilitas anti hujan, anti debu dan bahkan anti goncangan ketika jatuh. Semua fasilitas tersebut memang memudahkan Anda ketika melakukan pemotretan dalam berbagai kondisi cuaca. Untuk kamera yang pro, bahkan Anda dapat meninggalkan kamera berdiri sendiri di atas tripod ketika hujan turun, sementara Anda berteduh menunggu saat hujan reda!
Jika demikian hebatnya fasilitas yang disediakan kamera digital saat ini, lantas apa fungsinya lagi pelindung kamera dari hujan? Seorang fotografer profesional mengatakan dalam situsnya: “I use a Nikon D3, and it seems almost indestructible. I’ve dropped it on cement floors and shot it in blinding Gobi Desert sandstorms and Alaskan blizzards, and the camera has never let me down. But I still use a rain cover to protect the camera from the elements. Better to be safe than sorry.”
Nah sekarang bagaimana dengan Anda?

10.    Baca buku manual kamera Anda
Bacalah instruksi manual yang ada dalam box kamera Anda! Hal ini menjadi sangat penting agar kita dapat mengetahui bagaimana kamera kita dapat bekerja dan bagaimana kita dapat memaksimalkan pengunannya. Kamera digital yang diproduksi akhir-akhir ini memiliki berbagai macam menu dan fasilitas yang mungkin bagi sebagian dari kita kurang jelas dan kurang begitu memahaminya. Ada fasilitas video, focusing pattern, metering modes, ISO setting dan noise reduction yang mungkin sedikit banyak Anda belum begitu paham benar cara penggunaannya. Untuk itu diperlukan membaca manual book dan sertakan selalu dalam tas kamera Anda!
Tips-tips ini mungkin sedikit berguna bagi Anda, selamat berkarya!

Sumber: Goodigital

Tanya Jawab Fotografi Dasar Untuk Pemula (Bagian 2)

Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya tentang Tanya Jawab Fotografi Dasar Untuk Pemula (Bagian 1)

Jika memiliki anggaran dana yang terbatas, kamera apa yang seharusnya Saya beli?
Jawab:
Jika Anda memiliki anggaran dana di bawah 4,5 juta rupiah, belilah kamera saku yang memiliki fitur pengaturan manual (seperti: Canon PowerShot SX260 HS), fitur ini akan membantu mengenalkan Anda dengan Shutter Speed dan Aperture sebelum Anda terjun ke dunia DSLR. Dengan menambah dana sedikit saja Anda bisa mendapatkan kamera DSLR kelas pemula (seperti: Canon EOS 1100D) yang harganya berkisar antara 4,5 juta hingga 7 juta rupiah. Jika Anda punya tak terbatas Anda bisa memilih kamera DSLR semi-pro atau yang profesional sekalipun

Manakah yang lebih baik, kamera DSLR atau kamera Mirorr-less?
Jawab:
Dari segi kepraktisan kamera Mirror-less lebih baik, kamera jenis ini sangat berguna untuk mendampingi Anda dalam traveling karena ringan dan ukuran body kameranya lebih kecil serta kualitas foto nya pun sebanding dengan kamera DSLR.
Tetapi jika Anda masuk ke dunia fotografi yang professional, sebaiknya Anda memilih DSLR karena sensor kamera DSLR lebih besar dari pada kamera Miror-les. Semakin besar sensor kamera maka kualitas fotonya pun makin bagus.

Mana yang menjadi prioritas dalam membeli lensa, lensa Wide atau lensa Tele?
Jawab:
Jika membeli lensa DSLR, khususnya yang entry level atau pemula, Anda biasanya akan mendapatkan lensa dalam paket nya yang biasa disebut lensa kit. Lensa kit (biasanya lensa 18-55mm) cukup bagus digunakan untuk memulai belajar fotografi. Jika Anda memiliki dana untuk membeli lensa tambahan dan anda tertarik dengan fotografi landscape atau pemandangan maka lensa Tele adalah prioritas selanjutnya Anda bisa membeli lensa Wide. Lensa Tele bagus digunakan untuk pemotretan model, kegiatan olahraga atau travelling. Jika Anda ingin semuanya dalam satu lensa, Anda dapat memilih lensa dengan focal length 18-200mm atau 18-135mm.

Mana yang lebih bagus, lensa Wide atau lensa Tele?
Jawab:
Lensa Wide dan lensa Tele memiliki fungsi sendiri-sendiri dan memiliki keuntungan yang berbeda. Satu untuk memotret dalam perspektif yang luas sementara yang lain adalah untuk memperbesar objek yang diinginkan. Jika Anda memiliki dana yang cukup, belilah keduanya.
Tetapi jika Anda memiliki anggaran dana yang terbatas, Saya sarankan beli lensa Wide yang mempunyai variasi focal length 16 mm, 17 mm, 20 mm, 24 mm, and 28 mm. Untuk kegunaan sehari-hari, lensa Wide lebih berguna seperti untuk memotret anak-anak, foto perkawinan, dll.
Jika dana Anda tidak cukup untuk membeli lensa Wide, maksimalkan penggunaan lensa kit Anda. Anda dapat juga menyimpan uang dan membeli sebuah lensa biasa yang memiliki Aperture yang besar seperti lensa 50mm.

Filter apa yang harus Saya gunakan pertama kali?
Jawab:
Filter dibagi menjadi dua fungsi yang penting. Pertama, filter bekerja sebagai pelindung lensa. Kedua, filter diguanakan untuk menciptakan efek special pada foto. Sebagai langkah pertama, Anda seharusnya memprioritaskan membeli filter sebagai pelindung lensa. Filter tersebut dikenal dengan filter UV. Fungsi utamanya adalah untuk menyaring sinar UV yang dapat membuat foto menjadi kabur. Berikutnya, filter yang harus Anda beli adalah lensa CPL

Apakah lebih baik ikut kursus kelas fotografi atau belajar sendiri?
Jawab:
Jika Anda memiliki anggaran dana yang lebih, kenapa tidak memilih kelas fotografi. Karena dalam kelas fotografi, Anda diajarkan untuk memahami fotografi secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan kurikulum.
Jika Anda enggan untuk mendaftarkan diri di kelas fotografi, coba untuk belajar sendiri di rumah. Belajar dengan tekun, konsisten, dan tidak pernah puas. Selanjutnya Anda bisa bergabung dengan klub fotografi untuk berbagi info tentang fotografi yang dapat membantu perjalanan Anda dalam dunia fotografi.

Apakah perlu ikut kursus software fotografi?
Jawab:
Sebaiknya Anda mendalami pengetahuan fotografi Anda terlebih dahulu sebelum mempelajari software editing foto. Tetapi jika Anda merasa mudah untuk memahami segala sesuatu, langkah berikutnya adalah memperkenalkan diri Anda pada software editing foto.
Yang pertama dibutuhkan adalah pengetahuan tentang fotografi sehingga nantinya Anda tidak terlalu mengandalkan software editing foto (mau jadi fotografer atau photoshoper…?? hehehe). Sebuah foto yang jelek akan tetap jelek walaupun telah dilakukan olah digital dengan software editing foto, tetapi foto yang baik dapat disempurnakan dengan sedikit olah digital.

Lensa Fixed vs Lensa Zoom, Mana Yang Lebih Baik?

 Fixed Lens vs Zoom Lens, Which One is Better
Pertanyaan yang sering dihadapi ketika membeli lensa adalah – Apakah Saya harus membeli lensa zoom atau membeli beberapa lensa fixed (lensa prime atau lensa dengan focal length tetap)? Fotografer yang sudah berpengalaman akan cenderung memilih lensa fixed dari pada lensa zoom. Majalah-majalah fotografi pun sering menyarankan untuk memanfaatkan ketajaman dari lensa fixed dari pada memanfaatkan fleksibilitas lensa zoom.
Sebelum melihat keuntungan dan kerugian masing-masing lensa, pertama harus mengerti dulu apa itu lensa zoom dan lensa fixed.
Apa itu lensa zoom?

Fixed Lens vs Zoom Lens, Which One is Better 
Lensa zoom adalah lensa yang memiliki ring pengatur zoom sehingga lebih mudah untuk mendapatkan pembesaran objek tanpa Anda harus bergerak maju mundur untuk mendapatkan pembesaran objek yang diinginkan. Jika nama sebuah lensa memiliki dua range angka dalam mm berarti lensa tersebut adalah lensa zoom. Contoh: Lensa Canon EF-S 17-85mm f/4-5.6 IS USM, panjang fokusnya dapat diatur dari 17mm ke 85mm.

Apa itu lensa fixed (lensa prime)?

Fixed Lens vs Zoom Lens, Which One is Better 
Sebuah lensa prime (focal length tetap) di set pada satu nilai mm focal length saja. Dengan kata lain, focal length nya tidak bisa diubah. Jika Anda ingin mendapatkan pembesaran objek tertentu, Anda harus bergerak maju atau mundur. Misalnya, lensa Nikon AF-S VR Micro-Nikkor 105mm f/2.8G IF-ED adalah lensa prime karena memiliki panjang fokus tetap 105mm.

Perbedaan yang lain antara lensa zoom dan lensa fixed
- Lensa fixed menghasilkan foto yang lebih tajam dari pada lensa zoom karena optik yang digunakan lebih sedikit dan designya optik nya tidak rumit. Oleh karena itu masuk akal juga jika lensa zoom 17 – 85mm dibuat lebih susah dari pada membuat sebuah lensa fixed 105mm.
- Meskipun lensa zoom tidak setajam lensa fixed, tapi untuk harga umumnya lebih murah.
- Seperti dijelaskan sebelumnya, lensa fixed mengharuskan fotografer untuk bergerak lebih dekat atau lebih jauh dari objek untuk mendapatkan jarak fokus yang diinginkan atau untuk mendapatkan luas cakupan objek yang akan diambil. Untuk fotografer pemula atau amatir tentunya hal ini tidak menyenangkan untuk itu mereka lebih memilih lensa zoom
Jadi, apakah Anda akan membeli lensa fixed atau lensa zoom?
Namun pada kondisi tertentu ada kalanya bergerak lebih dekat atau lebih jauh dari objek tidak memungkinan. Misalnya jika Anda berada di kebun binatang, penggunaan lensa fixed tentu akan sia-sia. Untuk kondisi seperti ini, lensa zoom akan lebih menguntungkan.

Fakta dan Mitos Tentang Lensa Kamera

Facts and Myths Camera Lenses

Mitos: Fitur anti-goyang (Anti-Shake) berarti foto yang dihasilkan selalu tajam
Image stabilizer, Vibration Reduction dan SteadyShot adalah istilah-istilah yang digunakan oleh masing-masing produsen lensa yang merujuk kepada sistem pengurangan getaran pada lensa (vibration reducer). Sistem ini mengurangi getaran yang disebabkan oleh tangan yang goyang ketika memotret untuk menghasilkan foto yang tajam.  Fitur ini wajib dimiliki jika Anda menggunakan lensa tele pada kamera Anda karena sedikit saja getaran pada lensa tele akan menghasilkan foto yang kurang tajam.
Namun perlu Anda ketahui bahwa fitur ini tidak bertujuan untuk mengurangi pergerakan pada objek yang akan di potret.  Oleh karena itu, bahkan dengan teknologi canggih dari sistem anti-goyang pun tetap saja tidak akan menjamin menghasilkan foto yang tajam jika objek difoto terus bergerak. Anda masih harus belajar bagaimana memaksimalkan penggunaan fitur ini untuk mendapatkan hasil maksimal.

Mitos: Kamera atau lensa lebih bagus jika memiliki zoom yang lebih panjang
Faktanya adalah zoom yang panjang akan memperlambat kinerja lensa dan dapat berpotensi menurunkan kualitas gambar yang dihasilkan. Akhir-akhir ini, ada beberapa lensa ultrazoom cukup bagus yang tersedia di pasar, tapi lensa ini pasti tidak murah. Lensa generasi pertama ultrazoom diciptakan dengan banyak kekurangan, termasuk tidak adanya fitur anti-goyang di beberapa merek. Silahkan memilih jenis lensa jika anda ingin, tapi pastikan lensa ultrazoom Anda beli adalah model terbaru (dengan harga lebih mahal sebagai konsekuensinya).

Berikut adalah beberapa fakta tentang lensa kamera yang harus Anda ketahui:
- Sebuah lensa memiliki beberapa elemen didalamnya. Semakin banyak elemen, semakin rumit jalan lintasan cahaya dan ini akan cenderung pada menurunkan kualitas dan ketajaman lensa. Inilah sebabnya mengapa lensa zoom memiliki ketajaman rendah dari pada lensa prime (prime lens), karena banyak unsur dalam lensa zoom. Bahkan jika ada lensa zoom dengan ketajaman yang dapat sesuai lensa prime, harga pasti akan menjadi sangat mahal.
 Lens element

- Penyimpangan atau distorsi akan selalu terjadi pada lensa wide (termasuk lensa fisheye). Itu sebabnya lensa wide tidak direkomendasikan untuk mengambil foto wajah-wajah orang. Hindari juga menggunakan lensa wide untuk memotret garis lurus karena akan menghasilkan garis yang melengkung pada foto.
- Ketajaman tiap lensa berbeda. Ketajaman akan berkurang saat lensa dibuka pada aperture terlebar atau aperture tersempit. Ketajaman lensa zoom juga berkurang bila berada di zoom yang paling ujung. Untuk ketajaman yang terbaik, gunakan focal length dari lebar hingga normal dan gunakan aperture sweet spot.
- Bagian tengah lensa selalu lebih tajam dari bagian pinggirnya. Sebuah lensa yang baik memiliki ketajaman yang sama antara bagian tengah dan bagian pinggir lensa, sementara lensa yang jelek adalah lensa yang memiliki penurunan ketajaman di bagian pinggirnya. Penurunan ketajaman disebut blurriness corner. Namun mengingat bahwa objek gambar sebagian besar berada di bagian tengah, orang sering kali mengabaikan penurunan ketajaman pada bagian pinggir foto.
- Bukaan aperture maksimum sebuah lensa zoom bisa berubah tergantung pada focal length (panjang fokus) yang sudah diatur. Untuk menghindari desain lensa yang rumit, lensa zoom memiliki kekhasan tersendiri dengan aperture maksimum yang berbeda pada panjang fokus yang berbeda. Perhatikan tulisan pada lensa. Misalnya, lensa 35-105 mm f/2.8-4.5 berarti bahwa pada focal length yang lebar 35 mm, aperture maksimum adalah f/2.8 dan pada tele zoom nya 105 mm aperture maksimum menurun hingga f/4.5
- Lensa super zoom telah mengalami banyak perubahan. Pada awalnya, tidak ada lensa yang memiliki focal length yang ekstrim yang dapat mengakomodasi kebutuhan dari focal length lebar 26 mm ke tele zoom 520 mm dalam satu lensa tunggal. Namun karena tuntutan pasar dan persaingan ketat antara merek, produsen terpaksa membuat lensa all-in-one atau dikenal juga sebagai lensa sapu jagat seperti lensa pada kamera Olympus SP 570 dengan zoom 20x. Lensa super zoom dengan rentang zoom dari 10 sampai 12x cukup berimbang antara kemampuan tele dan kualitas output nya, sedangkan lensa zoom 15x, 18x, dan 20x terlihat sedikit dipaksakan demi kebutuhan untuk orang yang menginginkan ultra zoom meskipun kualitas output nya menurun.


Lensa Terbaik Yang Wajib Anda Miliki: Lensa 50mm

Best DSLR Lens - 50mm Lens 
Lensa dengan focal length 50mm sangat populer dikalangan fotografer karena area pandang dalam fokusnya kurang lebih sama dengan apa yang Anda lihat dengan mata anda sendiri. Tidak ada distorsi (hasil foto melengkung akibat akibat kelengkungan lensa) seperti lensa ultra wide dan tidak ada kompresi seperti lensa tele. Karena itu, lensa 50mm boleh dikatakan sebagai lensa yang “jujur” J alias gambar yang dihasilkan melalui lensa tersebut terlihat sama dengan apa yang dilihat oleh mata.   

Ketika membeli kamera DSLR, kebanyakan para fotografer pemula akan memotret dengan lensa kit atau lensa standar bawaannya hingga mereka akan menyadari bahwa betapa bergunanya lensa 50mm yang memiliki aperture yang lebar untuk menghasilkan foto yang menakjubkan, oleh karena itu lensa 50mm adalah salah satu lensa yang wajib dimiliki oleh fotografer.
Berikut adalah alasan-alasan mengapa setiap fotografer harus memiliki lensa 50mm:
1. Area pandang lensa hampir sama dengan area pandang mata
Hampir semua lensa menghasilkan beberapa bentuk distorsi pada foto, berbeda dengan lensa 50mm yang meminimalkan distorsi dan menghasilkan foto yang hasilnya hampir sama dengan apa yang dilihat oleh mata, lensa 50mm meniru area pandang mata manusia dan akan diterjemahkan ke dalam foto Anda. Inilah alasan mengapa sebagian orang menyebutnya sebalagi disebut “lensa normal". Bila dikombinasikan dengan teknik fotografi yang baik, Anda dapat menghasilkan foto yang seolah-olah nyata dengan aktual saat Anda memotret.
2. Optik lensa lebih bagus
Pada dasarnya, fotografer mempunyai banyak hal menjadi pertimbangan ketika memilih lensa termasuk tetapi tidak terbatas pada; kecepatan, optik, dan harga. Optik dari lensa 50mm sering kali jauh lebih baik daripada lensa zoom dengan harga yang sama. Prime lens (lensa tanpa zoom, hanya memiliki 1 focal length) memiliki bagian-bagian yang bergerak lebih sedikit dari lensa zoom sehingga produsen lensa dapat menggunakan optik yang lebih baik (gambar yang lebih tajam) dan menawarkan harga lebih rendah.
3. Lensa 50mm cukup murah
Beberapa lensa 50mm memiliki harga yang cukup murah seperti harga untuk sebuah lensa Canon 50mm f1.8 yang berkisar pada harga 800 ribu-an (rupiah, cek harga). Jika Anda ingin lensa dengan kualitas setingkat lebih tinggi, Anda harus mengeluarkan jutaan rupiah lagi untuk mendapatkannya. Lensa yang sangat dicari adalah lensa Panasonic/Leica 25mm f1.4 yang harganya berkisar 8 juta-an rupiah. Pada umumnya aperture lensa yang dibutuhkan adalah sekitar f1.8, jadi Canon 50mm f1.8 pas buat Anda yang memiliki budget terbatas tetapi ingin menghasilkan foto yang menakjubkan.

Beberapa foto yang menakjubkan dengan menggunakan lensa 50mm:
12/30

Cold water

Château Lafon-Rochet

In the arms of the night

when the music fades

God of This City

Memahami Sweet Spots Pada Lensa Kamera DSLR dan Cara Mengetahuinya

Lens Sweet Spots and How to Get Them
Sweet spot adalah kondisi dimana lensa kamera menghasilkan foto yang paling tajam. Ada 3 faktor yang perlu dipahami untuk menghasilkan foto yang tajam, yaitu:

1.       Aperture
2.       Focal length
3.       Area yang difokuskan dalam frame

Jika bicara tentang sweet spot lensa, erat kaitannya dengan setting-an aperture yang digunakan. Setiap lensa mempunyai aperture sweet spot yang berbeda-beda. Lensa dengan aperture f/1.2 mungkin tidak sama sweet spot nya dengan lensa f/2.8. Umumnya sweet spot lensa itu berada pada dua f-stop diantara aperture terlebar (nilai f-stop terkecil) dan aperture terkecil (nilai f-stop terbesar). Sebagai contoh jika suatu lensa mempunyai aperture f/2.8 – f/32, maka sweet spot nya berada pada f/5.6 dan f/16.Untuk lebih pastinya Anda dapat melakukan eksperimen dengan memotret menggunakan setting-an aperture yang berbeda dan bandingkan hasilnya. Sebelum melakukan eksperimen untuk menentukan sweet spot lensa, pastikan Anda mempersiapkan hal-hal berikut:
Memotret dengan faktor diatas dalam zona sweet spot nya akan memberikan kesempatan yang lebih untuk mendapatkan foto yang lebih tajam. Mungkin Anda pernah bertanya-tanya tentang ketajaman foto yang berbeda meskipun memotret dengan menggunakan peralatan yang sama. Ya, memotret dalam zona sweet spot lensa mungkin adalah salah satu alasannya.
- Letakkan kamera pada tripod supaya posisi kamera stabil
- Pastikan kondisi pencahayaan tidak berubah selama memotret dengan beberapa setting-an aperture, cara yang termudah lakukan di luar ruangan atau outdoor.
- Gunakan mode aperture priority untuk pemotretan. Mode AV pada kamera Canon atau mode A pada kamera Nikon.
Sebagai contoh eksperimen Saya gunakan lensa Canon EF 50mm f1.8 II yang mempunyai rentang aperture dari f/1.8 hingga f/22. Lakukan pemotretan dengan menggunakan aperture yang berbeda secara berurutan dari f/1.8, f/2.8, f/4.0, f/5.6, f/8.0, f/11, f/16 dan f22.
 
Dari hasil foto diatas dapat dilihat foto paling tajam didapat pada aperture f/8.0 tetapi ketajaman foto dengan aperture f/4.0 dan f/11 masih layak untuk digunakan. Jadi sweet spot untuk lensa ini adalah dari f/4.0 hingga f/11.
Untuk lensa zoom, sweet spot biasanya terlentak antara zoom pertengahan hingga zoom maksimal. Lensa zoom biasanya menghasilkan foto yang lebih halus pada posisi aperture yang lebar dan ketajamannya meningkat jika lebih di zoom. Sebagai contoh, pada lensa 70-200mm, foto yang lebih tajam dihasilkan pada zoom 200mm dibandingkan pada 70mm
Untuk lensa sudut lebar (wide lens), khususnya lensa ultra-wide angle (UWA) seperti lensa 10-20mm (untuk kamera dengan sensor cropped atau APS-c) atau lensa 16-35mm (untuk kamera dengan sensur full frame), bagian pinggir dari foto yang dihasilkan lebih halus dibandingkan dengan bagian tengah foto. Hal ini lebih terlihat pada lensa kelas low-end pada kamera dengan sensor yang besar atau full frame. Jadi sweet spot dari lensa sudut lebar adalah pada bagian tengah foto.
Lens Shapness Test



Memahami Kode-kode Pada Lensa Kamera DSLR


Understanding Codes - DSLR Camera Lenses
Pada saat pertamakali memasuki dunia kamera DSLR, salah satu aspek yang membingungkan adalah menerjemahkan kode-kode yang tertera dalam label suatu lensa. Dalam artikel kali ini akan dijelaskan beberapa macam lensa dan kode-kode yang terdapat pada lensa tersebut. Untuk contoh kasus nya Saya akan menggunakan lensa Canon.

- Canon EF-S 18-55  f/3.5-5.6  IS
Canon EF-S 18-55 mm f3.5-5.6 IS
Lensa ini biasanya satu paket sebagai lensa kit jika membeli kamera DSLR Canon yang entry level atau pemula seperti Canon 1100D, 550D dan 600D.
Canon EF-S: EF singkatan dari Electro Focus. Lensa model ini di disain khusus untuk kamera DSLR dengan tipe sensor yang kecil (cropped sensor). Jenis lensa ini tidak bisa dipasang di kamera DSLR yang mempunyai sensor full frame seperti Canon 5D atau 1D.
18-55 mm: Adalah range dari focal length lensa (focal length adalah jarak antara pusat optik lensa terhadap titik fokus yang terdapat pada sensor kamera). Focal length 18-55mm pada lensa ini setara dengan focal length 29-88mm pada kamera dengan sensor full frame. Range dari focal length ini cukup fleksibel untuk digunakan sehari-hari.
f/3.5-5.6: Kode ini menjelaskan tentang range dari Aperture lensa atau bukaan lensa. Pada focal length 18mm, lensa mempunyai aperture maksimum f/3.5. Dan pada focal length 55mm, maksimum aperture lensa adalah f/5.6.
IS: Adalah Image Stabilizer, artinya lensa mempunyai kemampuan untuk mengurangi vibrasi atau getaran selama pemotretan sehingga foto yang dihasilkan tetap tajam. Fitur ini sangat berguna khususnya ketika memotret dengan Shutter Speed yang lambat.
- Canon EF-S 17-55 f/2.8 IS USM 
Canon EF-S 17-55 f2.8 IS USM
Jika Anda menjumpai sebuah lensa dengan hanya satu aperture minimum yang ditetapkan, seperti lensa f/2.8, ini berarti bahwa lensa ini memiliki aperture terlebar yang tetap atau tidak berubah. Dari focal length 17mm sampai focal length 55mm, aperture maksimum tetap pada nilai f/2.8.
USM: Singkatan dari Ultrasonic Motor, artinya pada lensa terdapat motor untuk built-in auto fokus. Pada lensa ini auto fokus nya lebih cepat dan motornya tidak berisik.
- Canon EF 50mm f/1.8
Canon EF 50mm f1.8

Lensa diatas memiliki satu jangkauan fokus, yaitu 50mm. Ini berarti bahwa lensa ini bukan lensa zoom atau tidak bisa melakukan zoom. Anda tidak dapat merubah focal length untuk memperbesar atau memperkecil obyek. Untuk melakukannya, Anda harus melakukannya secara manual dengan berjalan menuju atau jauh dari objek. Jenis lensa ini lebih dikenal sebagai prime lens.
Lensa ini juga ditandai dengan kode EF, kebalikan dari EF-S, yang berarti dapat dipasang juga pada kamera yang memiliki sensor full-frame.
- Canon EF 70-200mm f/4 IS USM
Canon EF 70-200mm f4 IS USM

Lensa ini dikategorikan sebagai lensa zoom tele karena memiliki range focal length yang lebar dari 70mm sampai 200mm.
- Canon EF 100-400mm f/4.5-5.6L IS USM

f/4.5-5.6L: Kode “L” dikenal juga denga “Luxury”. Lensa Canon dengan kode L artinya lensa mahal yang dibuat untuk keperluan fotografer professional. Lensa -L ini adalah lensa terbaik yang dibuat dengan berbagai focal length dan aperture.
Kode-kode pada lensa yang sudah dijelaskan diatas tidak berlaku secara universal, lensa dengan merek yang lain (selain Canon) akan memberikan kode-kode yang berbeda untuk menjelaskan fitur-fitur pada lensa tetapi itu tidak menjadi masalah karena struktur dari kode-kode nya sama antara satu merek lensa dengan merek lensa yang lain.
Berikut adalah kode-kode yang umum terdapat pada lensa merek yang lain:
HSM: Singkatan dari Hypersonic Motor. Artinya sama dengan USM yaitu auto fokus yang lebih cepat dan motornya tidak berisik. Kode ini digunakan pada lensa keluaran Sigma.
AF-S: Sama dengan kode EF-S, di desain untuk kamera dengan tipe sensor cropped sensor. Kode ini digunakan pada lensa merek Nikon.
SSM: Singkatan dari Supersonic wave Motor. Artinya sama dengan USM yaitu auto fokus yang lebih cepat dan tidak berisik. Kode ini digunakan pada lensa Sony.
AF: Lensa Nikon tanpa auto fokus yang built-in. Pada kamera DSLR Nikon entry leveI seperti D60 dan D5000, lensa dengan kode ini tidak dapat digunakan untuk auto fokus, fokus dilakukan secara manual.
VR: Singkatan dari Vibration Reduction, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini digunakan pada lensa keluaran Nikon.
OS: Singkatan dari Optical Stabilization, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini digunakan pada lensa keluaran Sigma.
VC: Singkatan dari Vibration Compensation, mempunyai fungsi yang sama dengan Image Stabilization. Kode ini digunakan pada lensa Tamron.
DG: Kode lensa yang menjelaskan bahwa lensa tersebut bisa digunakan untuk ke dua tipe sensor yaitu bisa digunakan untuk kamera dengan sensor cropped sensor dan kamera dengan sensor full frame. Kode ini digunakan pada lensa keluaran Sigma.

Tanya Jawab Fotografi Dasar Untuk Pemula (Bagian 1)

Saya ingin membuat foto dengan latar belakang yang blur atau bokeh, bagaimana cara membuatnya?
Jawab:
Foto bokeh bisa dibuat dengan setting-an kamera pada bukaan lensa atau Aperture lebar (angka f-stop kecil) misalnya f/2.8, f/4.0 atau f/5.6.

Saya menggunakan lensa kit standard dan telah menggunakan Aperture yang lebar tetapi background foto nya koq tidak blur ya?
Jawab:
Selain Aperture yang lebar, faktor lain yang mempengaruhi background blur adalah posisi kamera terhadap objek. Cobalah memposisikan objek dekat ke kamera dan latar belakang lebih jauh dari kamera. Atau atur lensa kamera Anda pada focal length terpanjang (untuk lensa kit adalah 55mm).

Kenapa ketika Saya memotret pada malam hari hasil foto nya cenderung kasar dan pecah-pecah?
Jawab:
Coba cek setting-an kamera Anda, biasanya hasil tersebut terjadi jika menggunakan Auto ISO. Pada malam hari (saat cahaya kurang), kamera secara otomatis akan menggunakan ISO yang paling tinggi. Hal ini akan menyebabkan Noise (bintik-bintik) yang terlihat pada foto. Untuk mencegah hal ini gunakan setting-an ISO secara manual, pilih ISO yang rendah, jika terlihat gelap gunakan flash jika diperlukan.

Apa perbedaan antara ASA, ISO dan DIN dalam dunia fotografi?
Jawab:
ASA, ISO dan DIN pada fotografi merupakan ukuran kepekaan media perekam (sensor kamera untuk kamera digital) dalam menangkap gambar atau image.
ISO: International Standard Organization, merupakan kombinasi standard ASA dan DIN untuk menentukan kecepatan negative film berwarna dan foto digital dalam merekam objek, pertama kali digunakan di tahun 1974.
ASA: American Standards Association, digunakan untuk menentukan kecepatan negative film hitam putih dalam merekam objek, pertama kali digunakan di tahun 1943.
DIN: Deutsches Institut fur Normung, standard ini digunakan di Eropa untuk menentukan kecepatan negative film hitam putih dalam merekam objek, pertama kali digunakan tahun 1934.

Kenapa foto Saya terlihat goyang dan blur ketika memotret malam hari?
Jawab:
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh setting-an Shutter Speed kamera yang lambat. Untuk mencegah hal tersebut, coba setting Shutter Speed lebih cepat atau coba naikkan nilai ISO. Dengan ISO yang lebih tinggi, sensor kamera lebih sensitive terhadap cahaya sehingga Shutter Speed dapat lebih cepat. Menggunakan ISO yang tinggi kadang-kadang juga menghasilkan Noise pada foto, solusi berikut nya adalah gunakan flash.

Kenapa ketika Saya menggunakan flash, separuh hasil foto menjadi gelap?
Jawab:
Kejadian ini disebabkan oleh Shutter Speed yang digunakan lebih cepat dari kecepatan sinkron flash. Saat ini kamera DSLR kebanyakan menggunakan kecepatan sinkron flash 1/200 detik. Artinya jika penggunaan flash dapat dioptimalkan ketika Shutter Speed berada dalam kecepatan maksimum 1/200 detik.

Saya berencana membeli flash eksternal, tetapi Saya tidak mengerti istilah GN (Guide Number) untuk flash yang tersedia dipasaran?
Jawab:
Guide Number (GN) merupakan nilai daya cahaya yang optimal dalam menerangi objek. Nilai GN berasal dari nilai Aperture yang dikalikan dengan jarak maksimum flash yang dapat menerangi objek pada pengaturan ISO 100. Sebagai contoh, dalam sebuah flash dengan GN 43; jarak cahaya yang optimal dapat menerangi obyek ketika sebuah lensa kamera dikonfigurasi pada pembukaan Aperture f/5.6. Anda kemudian dapat menghitung jarak dengan membagi GN dari 43 dengan ukuran lobang f/5.6, yang akan menghasilkan nilai sebesar 7,6 meter. Semakin besar nilai GN, semakain jauh flash dapat menerangi objek.

Kenapa pada saat Saya memotret menggunakan lensa tele, foto yang dihasilkan cenderung lebih mudah blur dan goyang jika dibandingkan ketika menggunakan lensa sudut lebar (Wide Angle)? Apa solusi masalah ini?
Jawab:
Ketika Anda menggunakan lensa tele, sekecil apapun goyangan pada kamera akan menghasilkan foto yang blur dan goyang. Salah satu tips untuk mendapatkan foto yang tajam adalah menggunakan Shutter Speed dua kali dari focal length lensa, contoh jika Anda menggunakan lensa dengan focal length 200mm maka Shutter Speed yang dipilih adalah 2 x 200 yaitu 1/400 detik. Solusi lainnya adalah menggunakan lensa dengan fitur “Image Stabilizer” atau “Vibration Reduction”, serta coba juga menggunakan tripod atau monopod untuk mengurangi getaran.

Saya sudah menggunakan lensa dengan fitur “Image Stabilizer” dan juga menggunakan tripod ketika memotret tetapi kenapa foto yang Saya hasilkan tetap blur dan goyang?
Jawab:
Jika Anda menggunakan lensa dengan fitur “Image Stabilizer”, Anda tidak perlu lagi menggunakan tripod untuk memotret. Atau jika Anda menggunakan tripod, pastikan Anda mematikan fitur “Image Stabilizer” terlebih dahulu.

Antara Canon dan Nikon and Canon mana yang lebih unggul?
Jawab:
Ini adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh fotografer pemula ketika mereka ingin mulai belajar. Mana yang benar-benar lebih baik? Sebenarnya tidak ada jawaban yang pasti dari pertanyaan klasik ini. Semuanya tergantung dari para pemakai nya sendiri atau “The man (or woman) behind the camera”, tidak ada merek kamera yang lebih bagus atau lebih jelek. Kamera hanyalah alat untuk mencapai tujuan, dan tanpa fotografer, kamera hanyalah sebagai pajangan yang tidak menghasilkan apapun. Bagaimanapun hi-tech nya atau canggihnya kamera, jika user atau pemakainya tidak ahli menggunakan maka foto yang dihasilkan tidak akan lebih baik dari karya yang dihasilkan kamera low-end atau kamera dengan teknologi rendah.

Jadi jika Saya ingin membeli kamera untuk pertama kalinya, apa yang menjadi pertimbangan?
Jawab:
Jawaban ini dapat Anda temukan dalam artikel Pertimbangan Sebelum Membeli Kamera Digital dan Panduan Memilih Kamera Digital.

Bersambung....

Tips Selalu Terlihat Sempurna Saat Difoto

Tips-tips berikut dapat juga dijadikan pedoman bagi foto model Anda agar terlihat sempurna saat difoto :

Menghadap ke kanan
Sebuah penelitian AS yang dilakukan oleh Wake Forest University menemukan, sisi kiri wajah lebih menarik daripada yang kanan. Sepertinya, sisi kiri menunjukkan emosi yang lebih banyak. Jadi, untuk mendapatkan foto wajah yang sempurna, menolehlah sedikit ke kanan untuk menunjukkan sisi “terbaik” kamu. Ini juga dapat membantu memberikan ilusi wajah lebih ramping bagi mereka yang memiliki wajah bulat.

Pilih riasan dengan hati-hati
Untuk penampilan sempurna yang siap-foto, pastikan kamu menghindari alas bedak yang memantul atau berbahan mineral yang mengandung titanium dioksida (pigmen reflektif) dalam jumlah tinggi. Meskipun alas bedak baik untuk tampilan bercahaya sehari-hari, lampu kilat kamera dapat dengan cepat mengubah kulit berembun kamu menjadi pucat seperti hantu ketika cahaya putih memantul kembali dari kamera.

Tonjolkan fitur terbaik kamu
Untuk tampil penuh pesona dalam foto, pastikan kamu menegaskan fitur favoritmu untuk membuatnya terlihat menonjol dalam foto. Coba bermain dengan eyeliner atau bulu mata palsu. Atau, pulas bibirmu dengan lipstik berwarna mencolok. Jangan lupa, tonjolkan bentuk terbaik tubuhmu dengan pakaian yang mendukung bentuk dan warna tubuh.

Jangan melihat ke arah lensa
Tidak ada yang mau matanya terlihat merah atau setengah tertutup karena akan merusak foto, jadi pastikan kamu menghindari hal tersebut dengan memfokuskan mata sedikit ke atas atau bawah lensa. Melihat langsung ke lensa dapat menyebabkan cahaya menyinari retina, yang dapat membuat efek mata merah atau red eye. Melihat sedikit menjauh dari kamera juga akan mengurangi risiko untuk setengah berkedip saat dipotret.

Hindari foto red eye
Mata Anda bisa terlihat merah karena pantulan cahaya dari belakang mata. Kamu yang memiliki pupil besar lebih rentan mendapatkan masalah tersebut. Jika mengalihkan pandangan dari kamera tidak berhasil, cara lain untuk mengurangi efek mata merah adalah pastikan foto di ambil dalam tempat yang cukup terang atau lihatlah cahaya yang terang sesaat sebelum melakukan pemotretan untuk membuat pupilmu mengecil.

Hindari terlihat memiliki dagu berlipat
Tidak ada yang lebih buruk dari melihat fotomu dengan dagu berlipat. Namun sayangnya hal ini sering terjadi pada kita. Untuk menghindari munculnya dagu berlipat dalam foto, pastikan bahwa kamera berada di atas atau sejajar dengan mata. Dan juga cobalah sedikit mendongakkan kepala dan tonjolkan sedikit rahang — kamu mungkin harus melatih ini terlebih dahulu di depan cermin agar tetap terlihat alami!

Hindari cahaya langsung
Mungkin kita tidak bisa selalu dapat mengatur pencahayaan untuk pemotretan dan, kecuali kamu kebetulan menjadi model profesional, kemungkinan besar kamu tidak akan dibantu oleh seseorang untuk memastikan cahaya yang tepat dalam pemotretan. Namun, sangat penting untuk diingat bahwa cahaya langsung dari atas dapat menyebabkan bayangan pada wajah dan menonjolkan bayangan di bawah mata. Pilihlah tempat dengan pencahayaan lembut atau tempat yang teduh jika di luar ruangan.

Berpose seperti seorang profesional
Jika kamu berpose untuk foto badan secara keseluruhan, cobalah gaya klasik selebritas dengan membalikkan tubuhmu tiga perempat dari kamera, dengan satu bahu lebih dekat dengan kamera dan satu kaki di depan kaki yang lain. Ini akan membuat tubuhmu terlihat lebih langsing daripada jika kamu menghadap ke kamera secara langsung. Cobalah menjaga punggung tetap lurus dengan bahu ke belakang dan perut ditahan ke belakang (tapi jangan terlalu membusung karena akan terlihat dibuat-buat).

Kuasai senyum yang sempurna
Banyak dari kita yang fokus pada mulut ketika tersenyum, namun, meminjam istilah dari supermodel Tyra Banks, yang paling penting adalah "smize atau smiling with your eyes (tersenyum dengan mata). Daripada memaksa untuk tersenyum, pikirkan sesuatu yang membuat kamu bahagia untuk mendapatkan senyum yang lebih alami. Kamu juga mungkin ingin menyempurnakan senyummu sendiri agar menonjolkan kelebihanmu. Misalnya, senyum berseri akan terlihat sangat bagus untuk orang dengan gigi rapi, sementara setengah tersenyum yang lebih santai akan membuat mata kecil terlihat lebih besar dan bibir tampak lebih penuh.

Praktikkan posemu
Jika kamu benar-benar ingin menghasilkan foto yang sempurna, hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah berlatih terlebih dahulu. Berlatihlah dengan mimik wajah dan sudut tubuh, senyum dan ekspresi wajah yang berbeda untuk menemukan apa yang dapat membuatmu terlihat memesona, baik di depan cermin atau dengan kamera sendiri. Setelah kamu menemukan penampilan paling kamu sukai, kamu siap untuk menggunakan pose andalanmu tersebut di setiap kesempatan foto, pastikan kamu selalu terlihat sempurna.


Sumber: Yahoo!SHE