Memahami Mode Aperture Priority Dalam 3 Langkah

Dalam artikel ini akan dijelaskan tentang mode Aperture Priority (Av) lebih detail yang merupakan kelanjutan dari artikel “Mengenal Mode Pada Kamera DSLR” khususnya penjelasan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan mode Aperture Priority.
Aperture Priority Mode
Mode Aperture Priority

Langkah 1
Apa itu mode Aperture Priority?
Dalam mode Aperture Priority, Anda dapat mengontrol setting-an Aperture (f-stop) sementara itu kamera sendiri akan mengontrol Shutter Speed and ISO secara otomatis
Setting-an kamera yang lain seperti flash, white balance, metering dan fokus dapat dikontrol oleh kamera atau oleh Anda sendiri.

Langkah 2
Kontrol Depth-of-Field (kedalaman gambar)
Sunrise Portland, Maine
Foto Makanan dan Cangkir: Dalam mode Aperture Priority, Aperture yang besar (nilai f-stop kecil) akan memberikan Depth-of-Field yang sempit atau menimbulkan efek blur pada background dan fokus pada foreground atau sebaliknya.
Meditate by Lisadragon: Meditate by Lisadragon
Foto Sunrise: Gunakan Aperture yang kecil (nilai f-stop besar) ketika memotret dengan mode Aperture Priority untuk mendapatkan Depth-of-Field yang sama antara background dan foreground.
Alasan utama memotret dengan mode Aperture Priority adalah ketika Anda ingin mengontrol Depth-of-Field dari objek.
Ingat, bahwa setting-an eksposure, aperture, shutter speed dan ISO masing-masing nya mempunyai efek yang kreatif terhadap foto yang Anda hasilkan. Untuk aperture, efek kreatifnya adalah Anda dapat mengganti Depth-of-Field seperti menghasilkan efek bokeh atau blur pada background.
Karena itu, dalam mode Aperture Priority:

Gunakan Aperture yang besar (nilai f-stop kecil) jika Anda ingin mendapatkan depth-of-field yang sempit

Cara ini sangat menolong jika Anda ingin mendapatkan foto bokeh atau blur di area sekitar objek foto seperti potret wajah atau produk.

Gunakan Aperture yang kecil (nilai f-stop besar) jika Anda ingin mendapatkan depth-of-field yang luas atau depth-of-field yang sama antara background dan foreground

Cara ini digunakan untuk memperoleh foto dengan detail dan ketajaman yang sama antara background dan foreground, seperti foto pemandangan.

Langkah 3
Pengaturan Untuk Kondisi Pencahayaan Yang Kurang
Monument Square, Portland, Maine
Foto monument Square, Portland, Maine: Dalam mode Aperture Priority, gunakan Aperture yang besar (f-stop kecil) dalam kondisi pencahayaan yang kurang, seperti pada foto ini yang diambil pada f2.7
Alasan kedua menggunakan mode Aperture Priority adalah ketika Anda ingin memotret dalam kondisi pencahayaan yang kurang.
Ingat bahwa Aperture adalah ukuran bukaan lensa untuk mengatur tingkat cahaya yang masuk ke kamera. Aperture yang besar (f-stop kecil) akan menghasilkan cahaya yang banyak masuk ke kamera karena bukaan lensa besar sedangkan Aperture yang kecil (f-stop besar) akan menghasilkan cahaya yang sedikit masuk ke kamera karena bukaan lensa yang kecil. Untuk lebih detail tentang Aperture, Anda dapat melihat dalam artikel sebelumnya tentang "komponen dasar kamera DSLR".
f-stop dan tingkat cahaya yang masuk

Jika Anda memotret dalam kondisi pencahayaan yang kurang, seperti dalam ruangan atau malam hari, gunakan f-stop yang lebih kecil hingga Anda mendapatkan eksposur yang diinginkan


Ringkasan:
Jika Anda ingin memotret dalam mode Aperture Priority, tanyakan pada diri Anda…
Apakah Saya ingin dept-of-field yang dangkal sehingga area diluar objek menjadi blur?
Jika Ya, gunakan Aperture yang besar (f-stop kecil).
Apakah Saya ingin mendapatkan depth-of-field yang luas sehingga semua area dalam foto mmpunyai ketajaman yang sama?
Jika Ya, gunakan Aperture yang kecil (f-stop besar).
Apakah Saya memotret dalam kondisi pencahayaan yang kurang dan ingin memanfaatan cahaya yang tersedia?
Jika Ya, pilih Aperture yang lebih besar (f-stop lebih kecil) hingga mendapatkan eksposur yang diinginkan.

Memahami Mode Shutter Priority Dalam 2 Langkah

Pada artikel sebelumnya tentang “Mengenal Mode Pada Kamera DSLR” telah dibicarakan tentang perbedaan mode pemotretan pada kamera DSLR. Artikel ini akan membahas mode Shutter Priority (Tv/Sv) lebih detail, khususnya akan dijelaskan kapan waktu terbaik bagi Anda untuk menggunakan mode Shutter Priority.
Shutter Priority Mode
Mode Shutter Priority
Langkah 1
Apa itu mode Shutter Priority?
Dalam mode Shutter Priority Anda dapat mengontrol setting-an Shutter Speed, sedangkan kamera akan mengontrol Aperture dan ISO secara otomatis. Setting-an kamera yang lain seperti flash, white balance, metering dan fokus dapat diatur oleh Anda sendiri atau kamera.

Langkah 2
Mengaburkan (Blur) atau Membekukan (Freeze) Objek yang Bergerak
Ferris Wheel Motion Blur
Contoh Blur pada objek yang bergerak dengan menggunakan Shutter Speed yang lambat
Water Motion Freeze
Contoh Freeze pada objek yang bergerak dengan menggunakan Shutter Speed yang cepat
Waktu yang tepat bagi Anda untuk menggunakan mode Shutter Priority adalah ketika Anda ingin memiliki kontrol atas gerakan pada objek Anda.
Ingat bahwa pengaturan Exposure, Aperture, Shutter Speed, dan ISO masing-masing memiliki "efek kreatif" pada foto Anda. Untuk Shutter Speed rana, yang "efek kreatif" nya adalah memungkinkan Anda untuk "membekukan" gerak objek atau membuat gerakan objek menjadi "blur".

Untuk itu dalam mode Shutter Speed:
Jika Anda ingin menampilkan gerakan objek yang blur pada foto, maka gunakan Shutter Speed yang lambat

Jika Anda ingin membekukan gerakan objek pada foto, maka gunakan Shutter Speed yang cepat

Pada kedua kondisi diatas, Shutter Speed yang Anda gunakan tergantung dari beberapa factor termasuk seberapa banyak blur yang Anda inginkan dan seberapa cepat objek bergerak.

Ringkasan
Jika Anda ingin memotret dengan mode Shutter Priority, tanyakan pada diri Anda:
Apakah Saya ingin menampilkan blur pada foto? Jika Ya, pilih Shutter Speed yang lebih lambat.
Apakah Saya ingin membekukan gerakan objek? Jika Ya, pilih Shutter Speed yang lebih cepat.

Tips Menghindari Goyangan (Shake) Pada Kamera Selama Pemotretan

Catatan ini adalah terjemahan dari artikel oleh Natalie Norton yang diunggah di Digital Photography School. Dalam artikel inii diulas 6 teknik memegang kamera untuk menghindari goyangan pada kamera (camera shake) sehingga memungkinkan Anda memperoleh gambar yang tajam meskipun menggunakan shutter speed yang rendah.Saya selalu bergerak dan bergoyang. Hal itu tetap saja terjadi ketika saya sedang membidik dengan kamera. Saya sering berputar-putar, menekuk tubuh, memanjat (ke kursi atau meja), atau melompat. Lebih dari itu, saya juga tidak memiliki lengan yang kuat.
Oleh karena itu saya selalu berusaha memilih memilih lensa dengan VR (Vibration Reduction) atau IS (Image Stabilizer). Meskipun harganya lebih mahal, tapi fitur IS (VR) itu sangat berguna. IS (VR) merupakan fitur yang layak dibeli oleh seorang fotografer profesional. Namun IS (VR) tidak dapat menyelesaikan semua masalah. Untuk pemotretan dengan shutter speed rendah, sebaiknya gunakan tripod.
Namun dalam berbagai kesempatan, momen menarik terjadi saat tidak tersedia tripod. Oleh karena itu tetap diperlukan teknik-teknik untuk mencegah terjadinya goyangan.

Berikut ini 6 tips untuk mengurangi goyangan pada kamera selama pemotretan:


1. Merapatkan siku
Usahakan untuk selalu menarik & merapatkan siku ke tubuh. Tarik nafas dan tahan saat menekan shutter. Teknik pengaturan napas ini akan sangat berpengaruh saat memotret menggunakan speed lambat dan bukaan aperture lebar. Untuk meningkatkan kestabilan, saya selalu merapatkan siku dan menempelkannya ke dada.

2. Jaga posisi pundak kiri
Saya biasa membidik menggunakan mata kanan. Namun tips yang saya peroleh dari Joe McNally dalam artikelnya “The Moment It Clicks” mengharuskan saya untuk menggunakan mata kiri sebelum benar-benar membidik. Ketika melakukan ini, secara otomatis pundak kiri terangkatdan saya bisa merasakan perubahannya hingga ke tulang rusuk. Untuk menambah kestabilan, tarik sikukanan hingga merapat ke dada. Teknik pernapasan tetap harus dilakukan: Tarik napas dan tahan saat menekan shutter.

3. Membentuk Tripod dengan Lutut
Kestabilan seperti sebuah tripod dapat diperoleh dengan meletakkan siku pada lutut pada posisi duduk di tanah. Pastikan siku yang satunya merapat ke tubuh untuk meningkatkan kestabilan.

4. Tiarap
Gambar di bawah ini menunjukkan posisi yang paling stabil dan teknik paling efektif untuk menghindari goyangan kamera. Masalahnya, sudut pandang yang diperoleh dari posisi ini mungkin tidaksesuai dengan yang diharapkan. Lensa harus ditopang sedemikian agar cukup memperoleh kemiringan. Pada gambar kiri, saya meletakkan tangan di bawah lensa untuk menjadi penopang. Jika kemiringan yang diperoleh masih belum cukup, saya akan mengepalkan tangan dan menjadikannya penopang lensa sebagaimana tampak di gambar sebelah kanan.

5. Memegang senapan mesin
Teknik seperti yang diilustrasikan dalam gambar berikut biasanya diistilahkan dengan memegang senapan mesin. Saya jarang sekali menggunakan teknik ini karena menurut saya aneh dan sulit untuk mempertahankannya lebih daripada satu atau dua detik. Namun mungkin saja teknik ini cocok untuk anda gunakan, jadi ... silakan mencoba.

6. Membuai
Dalam gambar berikut, saya menopang dan seakan-akan membuai lensa di antara pundak dan pergelangan tangan (bhs Inggris: cradle – red). Kestabilan tambahan diperoleh dengan mengatur keseimbangan antara siku dan lutut.



Sumber: http://fotografi-dasar.blogspot.com.au/


Tips Foto Yang Bagus


Ada yang bertanya,"Kriteria foto yang bagus itu seperti apa sih?"

Well, sebetulnya agak bingung juga menjawabnya. Soalnya ada banyak sekali kategori dalam fotografi & kondisinya bisa berbeda-beda. Foto yang bagus belum tentu indah, anak korban kelaparan di Ethiopia jelas bukan pemandangan yang indah, tapi toh banyak yang bilang fotonya bagus. Secara umum, mungkin bisa dikatakan bahwa foto yang bagus adalah jika "pemirsa menangkap makna yang ingin diabadikan oleh fotografer lewat fotonya"

Kalau mau agak panjang sedikit, kita coba lihat dari elemen-elemennya:
  • Pencahayaan
    Cahaya - termasuk white balance - harus sesuai dengan efek yang ingin ditimbulkan. Ada yang ingin menimbulkan kesan horror/ spooky, jadi tentunya cahaya juga dibuat remang-remang
  • Komposisi
    Elemen-elemen dalam foto harus saling mendukung sehingga menimbulkan kesan yang sesuai dan membawa pesan yang ingin disampaikan
  • Kejelasan
    Bisa juga disebut kesederhanaan. Pemirsa dapat menangkap dengan jelas apa yang ingin disampaikan oleh fotografer. Caranya dengan menunjukkan yang mana POI (Pount of Interest) dan mana elemen pendukungnya.
  • Keunikan
    Banyak obyek yang pada dasarnya menarik dan sering diabadikan, misalnya monumen, bangunan, model yang cantik, atau landscape. Untuk itu, setiap fotografer harus bisa menemukan sesuatu yang unik agar berbeda dengan karya lainnya
  • Cerita
    Jika yang diabadikan bukan obyek tunggal, harus jelas kisah yang ingin disampaikan melalui foto
  • Momen
    Banyak foto yang berharga sebetulnya tidak terlalu bagus dalam hal teknis, namun mengabadikan momen penting yang tak terulang. Misalnya foto tsunami atau WTC 9/11. Jadi penting bagi para fotografer untuk membawa kamera ke mana pun :-)

4 Langkah Memotret Dalam Cahaya Rendah

Dalam dunia fotografi kadang ditemui situasi-situasi yang memiliki sedikit cahaya atau tingkat cahaya yang rendah, ingat bahwa fotografi adalah semua tentang sistem perekaman dan penangkapan cahaya. Oleh karena itu pengaturan cahaya yang rendah menciptakan tantangan yang relatif besar untuk fotografi. Namun ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengatasi hal ini dan untuk memaksimalkan cahaya yang tersedia.
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam pemotretan untuk mengatasi tingkat cahaya yang rendah agar terhindar dari foto yang under-exposed (foto terlihat lebih gelap).

Langkah 1:
Gunakan ISO yang tinggi
Jika Anda menemukan objek dengan tingkat cahaya yang rendah, mulai dengan menaikkan ISO.
Foto dengan ISO1600, noise terlihat dalam foto tapi masih bisa diterima

Naikkan ISO ke nilai dimana noise pada foto masih bisa diterima
Jika penggunaan ISO sudah optimal tetapi foto Anda masih under-exposed, gunakan langkah berikut.

Langkah 2:
Gunakan Aperture yang Lebih Besar
Aperture dan tingkat pencahayaannya

Aperture yang lebih besar berarti lensa mempunyai bukaan yang lebih besar pula dimana cahaya yang masuk ke dalam kamera lebih banyak. Aperture yang lebih besar ditandai dengan nilai f-stop yang lebih kecil (contoh: Aperture f1.4 mempunyai bukaan lensa yang lebih besar dari pada f16). Perlu diingat juga bahwa dengan menaikkan Aperture maka akan menurunkan kedalaman foto (depth-of-field).

Pilih f-stop yang paling rendah yang akan memberikan Anda kedalam foto (depth-of-field) yang Anda inginkan


Jika dengan menurunkan f-stop ke nilai paling kecil dan foto Anda masih under-exposed, maka lakukan langkah berikut.

Langkah 3:
Gunakan Shutter Speed yang Lebih Lama
Shutter Speed yang lebih lama akan meningkatkan durasi cahaya yang direkam oleh kamera. Mungkin Anda berpikir bahwa hanya cukup dengan Shutter Speed yang lama Anda dapat mengambil gambar dalam situasi cahaya minim. Hal tersebut benar, akan tetapi alasan mengapa pengaturan Shutter Speed tidak dilakukan sebagai langkah awal untuk memotret dalam situasi rendah cahaya adalah karena hal tersebut bergantung pada objek yang blur dan harus memiliki alat pen-stabil kamera (contoh: tripod,dll). Jika hanya mengandalkan pegangan dengan tangan pada saat Shutter Speed yang lama akan mengakibatkan kamera goyang yang nantinya akan menghasilkan foto yang blur atau tidak tajam.
Penggunan Shutter Speed 10 detik mendapatkan eksposur yang tepat untuk memotret dimalam hari
Pilih Shutter Speed yang lebih lama, maka Anda akan menghasilkan foto yang tajam

Langkah 4:
Gunakan Flash
Jika Anda sudah melakukan langkah-langkah sebelumnya tetapi foto yang Anda hasilkan masih under-exposed maka langkah berikutnya adalah penggunaan Flash.
Kamera dengan Flash eksternal
Namun banyak tempat yang mempunyai pencahayaan yang rendah, seperti dalam ruangan, yang tidak mengizinkan penggunaan Flash. Untuk alasan ini, penggunaan Flash adalah opsional dan pilihan terakhir.
Dengan penggunaan Flash ekternal, Anda dapat memotret dalam situasi pencahayaan apapun yang Anda temui
Setiap dua kali lipat ISO maka akan menggandakan nilai eksposur foto. Banyak kamera digital mempunyai setting ISO lebih dari 3200 yang memberikan eksposur yang tepat dalam cahaya yang rendah. Kelemahan dalam penggunaan ISO yang tinggi adalah Anda akan mendapatkan noise (bintik-bintik) pada foto, akan tetapi Anda tidak usah khawatir dalam menggunakan ISO yang tinggi karena saat ini sudah banyak beredar software untuk mengurangi efek noise pada foto. 

13 Alasan Kenapa Anda Harus Memiliki Kamera DSLR

Jika Anda ingin meningkatkan dan mengembangkan karir fotografi Anda, adalah penting bagi Anda untuk memiliki kamera DSLR (Digital Single-Lens Reflex). Dibandingkan dengan kamera point-and-shoot atau kamera saku, DSLR memberikan Anda banyak keuntungan yang akan membantu Anda berkembang dalam karir fotografi Anda.
Kelemahan utama dari DSLR dibandingkan dengan kamera compacts (kamera prosumer) dan kamera point-and-shoot adalah dalam hal harga. Namun saat ini Anda dapat membeli kamera DSLR untuk entry level (pemula) yang harganya hampir sama dengan harga kamera prosumer (contoh: Kamera DSLR Canon 1100D). Karena harganya hampir sama, satu-satunya kelemahan dari digital SLR sekarang adalah bobot dan ukurannya.
Artikel ini tidak melarang Anda untuk membeli sebuah kamera point-and-shoot, hal tersebut malah dianjurkan bagi Anda untuk memilikinya sebagai kamera sekunder bila Anda tidak ingin / perlu untuk membawa kamera DSLR yang ukurannya lebih besar. Namun, untuk tujuan memajukan dan berkemb dalam dunia fotografi, DSLR adalah pilihan terbaik Anda.
Berikut adalah alasan-alasan kenapa Anda harus memiliki kamera DSLR jika dibandingkan dengan kamera point-and-shoot dan kamera prosumer.
1.     Memiliki Sensor Gambar (Sensor Image) yang Besar
Mengapa full frame dari kamera DSLR memiliki gambar lebih baik dari kamera yang lebih kecil seperti compacts atau ponsel? Ini karena sensor gambar yang lebih besar pada kamera DSLR. Sensor gambar yang lebih besar berarti area permukaan untuk menyimpan cahaya lebih banyak sehingga kualitas gambar lebih baik.
2.     Memiliki Fleksibilitas Dalam Penggantian Lensa (Interchangeable Lens)
Lensa sama pentingnya dengan body kamera itu sendiri. Kamera DSLR memiliki fleksibilitas untuk meng-upgrade kamera Anda hanya dengan mengganti lensa. Dengan body kamera yang sama Anda dapat manghasilkan foto Macro, foto dengan sudut yang luas (Wide Angle), dll hanya dengan mengganti lensa kamera yang sesuai.
3.     Kualitas Lensa yang Lebih Bagus
Seberapa majunya teknologi, lensa yang lebih kecil pada kamera point-and-shoot tidak akan menghasilkan kualitas yang sama dengan lensa yang lebih besar pada kamera DSLR.
4.     Full Manual Control
Jika Anda ingin menjadi fotografer yang lebih baik, Anda harus mengetahui dan memahami cara mengoperasikan kamera Anda dalam mode Full Manual. Untuk alasan ini, kamera DSLR yang satu-satunya cara untuk pergi untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan untuk mengoperasikan kamera dalam mode Full Manual.
5.     Memiliki File Gambar Dalam Format RAW
Pada dasarnya dengan format RAW, Anda dapat mengedit foto Anda setelah memotret (post processing) tanpa kehilangan kualitas gambar jika dibandingkan dengan format JPEG. Walaupun ada beberapa kamera point-and-shoot yang menawarkan format RAW namun untuk DSLR semuan jenisnya memiliki format RAW.
6.     Lebih Nyaman Dalam Memegang Kamera
Memegang kamera DSLR lebih nyaman terasa di tangan jika dibandingkan dengan kamera point-and-shoot, hal ini disebabkan oleh ukuran kamera DSLR yang lebih besar dan lebih berat sehingga memberikan kenyamanan bagi Anda dalam memegangnya.
7.     Tidak Ada Shutter Lag
Shutter Lag adalah jeda waktu ketika Anda menekan tombol Shutter dan waktu sensor mulai merekam gambar, itu hanya terjadi pada kamera point-and-shoot dan kamera prosumer. Dengan kamera DSLR, tidak ada Shutter Lag, saat Anda menekan tombol Shutter saat itu pula lah gambar mulai direkam.
8.     Flash Eksternal
Fotografi adalah tentang cahaya. Jika Anda tidak memiliki cahaya yang Anda butuhkan, Anda dapat menggunakan pencahayaan eksternal. DSLR unggul dalam sinkronisasi Flash eksternal dengan kamera. Anda dapat memasang langsung di body kamera atau melakukan sinkronisasi jarak jauh yang akan memberikan semua manfaat dalam pencahayaan eksternal.
9.     Memiliki Tingkatan Eksposure
Mampu mengambil gambar dengan beberapa eksposur merupakan nilai tambah jika Anda ingin menghasilkan gambar HDR (High Dynamic Range), kamera DSLR mampu melakukan ini.
10.  Fokus Manual
DSLR memberikan Anda kemampuan untuk melakukan fokus manual pada objek Anda. Hal ini sangat berguna dalam situasi cahaya rendah ketika fokus otomatis sulit mengunci pada objek Anda.
11.  Waktu Start Up Kamera yang Lebih Cepat
Apakah Anda pernah kehilangan momen berharga saat menunggu kamera Anda dinyalakan? Dengan DSLR, waktu Start Up kamera lebih cepat dibandingkan dengan kamera point-and-shoot.
12.  Fokus Auto Lebih Cepat
Ketika beralih ke fokus auto, DSLR lebih cepat fokus dibandingkan kamera point-and-shoot dan kamera prosumer pada saat mengambil gambar secara bersamaan.
13.  Zoom Lebih Cepat
Zoom manual dengan DSLR lebih cepat dan lebih tepat daripada zoom secara elektronik dengan kamera point-and-shoot.

8 Langkah Untuk Mengembangkan Visi Fotografi Anda

Seorang penulis buku memiliki apa yang mereka sebut "suara penulis". Bagi mereka, hal tersebut adalah yang paling penting yang harus mereka kembangkan untuk menjadi penulis sukses. Bagi Anda, sebagai fotografer, Anda harus belajar untuk mengembangkan versi Anda sendiri "suara penulis" - dan yaitu visi fotografer Anda.

Artikel ini akan menjelaskan 8 langkah yang akan membantu Anda untuk mengembangkan dan menumbuhkan visi fotografer Anda dan memungkinkan Anda untuk tumbuh menjadi fotografer yang Anda harapkan.

Langkah1: Belajar Melihat (Learn to See)

Learn to See: Visi fotografer Anda adalah kemampuan Anda untuk "melihat" dunia secara terbuka dan apa adanya tentang keindahan segala sesuatu yang ada di sekitar Anda
Sumber foto: Steve took it
Hal pertama yang perlu diingat ketika mengembangkan visi fotografer Anda adalah mengenali bahwa kemampuan Anda yang sedang berkembang adalah kemampuan Anda untuk MELIHAT (SEE). Sekarang, banyak dari Anda mungkin berseru, "Aku sudah tahu bagaimana untuk melihat." Tapi melihat dalam pengertian ini, bukan hanya proses melihat begitu saja dengan mata Anda.

Sebagai seorang fotografer, "melihat" adalah campuran "penglihatan" Anda secara fisik ditambah "visi" mental Anda . Ini adalah kemampuan untuk melihat hal-hal sebagaimana adanya kepada Anda, tanpa filter dari apa yang Anda pikirkan seharusnya. Ini adalah proses penggabungan tentang semua yang Anda pikirkan dan yang Anda lihat, dan benar-benar melihat dunia ini apa adanya. Ini bukan tentang menambahkan lebih banyak, tetapi tentang melihat dengan "kejelasan."

Langkah 2: Lihat Sekitar Anda (Observe Your Surroundings)

Cara yang baik untuk berlatih meningkatkan kemampuan Anda melihat dan visi fotografer Anda adalah dengan mengamati hal-hal di sekitar Anda. Anda dapat melakukan hal ini setiap saat dan tanpa memelukan waktu ekstra, yang diperlukan adalah sedikit "perhatian" ekstra.

Dalam kehidupan Anda sehari-hari, cobalah lakukan pengamatan terhadap lingkungan Anda.
Lihatlah apa yang ada di depan Anda. Tanyakan kepada diri sendiri, "apa yang saya lihat? Apa yang saya cari? Dan kemudian dengarkan suara hati Anda, bukan suara pertanyaan Anda, tetapi suara hati diam Anda - suara yang memiliki jawaban.

Langkah 3: Terpesona Dengan Hal Yang Biasa (Became Fascinated with Normal)

Became Fascinated with Normal: Bila Anda belajar untuk MELIHAT dengan hanya mengamati sekeliling Anda, Anda akan menjadi terpesona dengan sesuatu yang biasa.
Sumber foto: Bossbob50
Salah satu hasil dari teknik sederhana mengamati lingkungan Anda adalah bahwa Anda akan menjadi terpesona dengan segala sesuatu yang Anda lihat. Ketika Anda mulai mengamati sekeliling Anda, Anda akan mulai menghargai dunia yang Anda lihat di depan mata Anda. Ketika Anda mulai menghargai keindahan di dunia, Anda mulai melihat secara berbeda. Tiba-tiba, segala sesuatu menjadi indah. Apa pun bisa menjadi seni. Semuanya hidup dan mengalir dengan keindahan yang megah dan Anda, sebagai fotografer, ingin menangkap keindahan yang di gambar Anda. Sebuah pemandangan bukan hanya berupa gunung dan danau, tetapi hasil dari kekuatan revolusi triliunan tahun yang lalu yang membuat kehidupan di bumi menjadi mungkin. Dan kemudian Anda melihat keindahan sederhana dari senyum, keindahan menatap mata seseorang, keindahan pohon, bunga. Semua hal menjadi indah.

Langkah 4: Perhatikan Karya Foto Yang Anda Kagumi

Sebuah cara yang bagus untuk mengembangkan visi fotografer Anda adalah memperhatikan apa yang Anda suka dalam karya-karya fotografer lain yang Anda kagumi. Tanyakan kepada diri sendiri, "Apa yang membuat saya suka terhadap foto ini?". Lihatlah ciri-ciri, karakteristik dan kualitas foto yang mereka miliki, kemudian gabungkan elemen-elemen tersebut kedalam Anda sendiri.

Ketika Anda dapat belajar untuk menghargai seluk-beluk dan rincian dalam karya orang lain, Anda akan mulai menghargai Anda sendiri.

Langkah 5: Jadilah Pelatih Bagi Diri Sendiri

Setelah Anda telah mengembangkan teknik fotografi dan mengaplikasikannya dalam sebuah foto, langkah selanjutnya adalah menjadi pelatih bagi diri Anda sendiri untuk menganalisa foto yang Anda hasilkan. Proses analisis diri akan membantu Anda untuk melihat apa yang Anda sukai tentang foto Anda sendiri. Hal-hal yang Anda suka, Anda pertahankan dan lakukan pengembangan diri. Hal-hal yang Anda tidak suka, Anda buang dan lakukan pengerjaan ulang.

Langkah 6: Dengarkan Intuisi Anda

Sering kali dalam proses meninjau kembali hasil foto Anda, Anda akan menemukan pertanyaan yang Anda tidak bisa menjawab. Sering terdengar sesuatu seperti: "Apakah saya menyukai ini, atau apakah saya menyukai itu?" "Mana yang lebih baik, yang ini atau yang itu?". Pada saat ini, Anda mungkin merasa terjebak. Anda mungkin merasa perkembangan Anda terhenti karena Anda tidak bisa menyelesaikan dilema ini. Anda tidak yakin dari arah mana Anda untuk mengambil foto.

Jika Anda menemukan diri Anda dalam situasi seperti ini, jawaban terbaik untuk Anda adalah untuk "mendengarkan intuisi Anda". Intuisi Anda adalah "suara hati" yang tahu semua jawaban. Cara terbaik untuk mendengarkan intuisi Anda, adalah untuk diam dengan itu.

Langkah 7: Minta Masukan

Cara lain yang berguna untuk membantu Anda tumbuh dan berkembang dengan visi fotografi Anda, adalah dengan meminta orang lain untuk berpendapat tentang foto Anda atau lebih khusus lagi, meminta pendapat dari orang yang Anda kagumi dan percaya.Untuk menggunakan teknik secara tepat, penting Anda ingat bahwa pendapat mereka adalah untuk membantu Anda menjadi lebih baik. Anda bisa meng-upload foto hasil karya Anda melalui jejaring sosial seperti Facebook dan kemudian minta masukan dari orang-orang yang sudah lama berkecimpung di dunia fotografi. Semakin sering Anda melakukan teknik ini, kemampuan visi fotografi Anda akan cenderung meningkat.

Langkah 8: Praktekkan

Semua pengamatan, analisis, dan kritik tidak akan berguna jika Anda tidak mempraktekannya. Pada titik tertentu, Anda harus mencobanya, jangan sampai terjebak dalam proses belajar sehingga lupa akan tujuan awal Anda. Bayangkan seorang penulis yang tidak menulis, Dia mungkin penulis terbaik di dunia, tetapi jika dia tidak menulis apa pun, itu takkan ada gunanya itu?

Visi fotografer Anda hanya dapat dimanfaatkan jika Anda membuat foto-foto yang mencerminkan visi tersebut. Oleh karena itu, tindakan yang paling penting Anda ambil sebagai fotografer adalah dengan hanya memotret.