10 Tips Untuk Mendapatkan Hasil Maksimal Dari Kamera DSLR Anda

Kamera digital saat ini mengalami perkembangan yang luar biasa cepat. Hampir setiap beberapa bulan produsen kamera akan memperkenalkan sebuah body baru sarat dengan fitur dan teknologi yang sebelumnya tidak tersedia, tetapi hal ini bukan merupakan sesuatu hal yang buruk. Semua fotografer memperoleh manfaat lebih dari kamera baru ini dalam hal meningkatkan kinerja mereka, hal itu berarti Anda mungkin harus meng-upgrade kamera Anda setiap tahun atau lebih. Era kamera menggunakan roll film sudah lewat dimana Anda dulu dapat meng-upgrade kamera Anda setiap lima tahun atau lebih.

Kamera digital saat ini seolah-olah menjelma menjadi sebuah super computer, dimana di dalamnya dapat menghasilkan proses untuk shooting, playback bahkan editing. Untuk pemula atau pro yang sudah berpengalaman, sangat penting untuk mengetahui pengaturan apa saja yang terdapat dalam sebuah kamera dan mengaturnya untuk kebutuhan mereka masing-masing sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dari kamera tersebut. Gunakan tips di bawah ini untuk mendapatkan performa terbaik dari DSLR baru Anda:

1.    Gunakan format file RAW
Memilih format file yang tepat adalah langkah pertama dalam menggunakan DSLR baru Anda. Format file menentukan ukuran dan kualitas gambar yang dapat disimpan pada kartu memori Anda. Terdapat dua pilihan, JPEG atau RAW. File JPEG diproses dalam kamera sesuai dengan pengaturan yang telah Anda tetapkan. File ini baik untuk berbagai keperluan selama Anda mendapatkan eksposure dan white balance yang tepat. Tetapi ketika Anda membuka file JPEG di komputer, data yang telah disimpan dalam format ini akan mengurangi pilihan Anda untuk lebih mengoptimalkan gambar.
File RAW adalah data yang benar-benar murni atau belum diproses, yang mengandung data sensor pixel yang asli.
Software editing saat ini memiliki banyak pilihan untuk pengolahan RAW, yang memungkinkan berbagai penyesuaian dari gambar RAW tanpa menurunkan kualitasnya. Jika Anda baru memulai, coba gunakan opsi RAW + JPEG, jika kamera Anda memiliki pilihan ini untuk mendapatkan kedua format gambar tersebut. Pendekatan ini membutuhkan ruang memori lebih banyak, tetapi Anda memiliki keleluasaan dalam mengolah dan melakukan penyesuaian sesuai dengan keinginan Anda.

2.    Gunakan Noise Reduction pada kamera
Anda dapat mengambil gambar dalam format RAW dan kemudian melakukan sebagian optimasi pada postprocessing. Anda dapat melakukan sharpening, color saturation dan juga contrast serta variable lain dalam Photoshop sebagai media dalam Anda mengolah gambar. Tetapi ada satu pengaturan yang dapat dilakukan di dalam kamera yaitu pengaturan untuk mengurangi noise yaitu noise reduction.
Jika Anda suka mengambil gambar senja hari dan memotret bintang, situasi ini adalah minim cahaya dan memerlukan bukaan lensa dari satu detik hingga lebih dari satu jam. Exposure yang panjang akan mengakibatkan noise yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena sensor digital memanas sehingga mengakibatkan gambar yang diperoleh akan menghasilkan noise yang cukup mengganggu.
Tetapi ada kabar baik dari produsen kamera digital saat ini, bahwa banyak kamera digital sekarang memiliki fasilitas noise reduction. Dalam fotografi digital, pengurangan dark frame adalah cara untuk meminimalkan noise gambar untuk foto yang diambil dengan waktu pemaparan yang panjang (long exposure). Ia mengambil keuntungan dari fakta bahwa komponen noise, yang dikenal sebagai fixed-pattern noise, adalah sama dari satu gambar ke gambar yang lain: yaitu noise yang berasal dari sensor (dead or hot pixels).  Ia bekerja dengan mengambil gambar pada saat rana tertutup. Kamera kemudian menggunakan cara ini untuk mengidentifikasi pixel panas atau noise dan kemudian menghilangkannya. Bagaimanapun juga jangka waktu pengambilan gambar yang pertama adalah sama ketika kamera mengambil gambar untuk dark frame. Dalam contoh di atas, setelah pengambilan gambar bintang selama satu jam, Anda hanya perlu menyimpan kamera sementara dalam jangka waktu satu jam, dan kemudian Anda akan mendapatkan gambar yang bersih dari noise.

3.    Gunakan White Balance
White Balance adalah istilah dalam fotografi untuk kalibrasi titik berwarna putih. Sebagaimana dijelaskan pada bagian suhu warna / color temperature, warna yang dianggap putih dapat bervariasi tergantung pada kondisi pencahayaan. Konsep “warna putih” menjadi bukan sesuatu yang absolut. Kebanyakan kamera digital dapat diatur untuk memilih warna putih sesuai selera Anda, biasanya dengan cara mengarahkan kamera ke objek berwarna putih dalam sinaran cahaya yang ada, teknik ini disebut manual white balance. Beberapa kamera dapat juga mendeteksi adanya cahaya sekitar dan menentukan sendiri warna putih yang dimaksud – hal ini disebut automatic white balance. Sedangkan pemilihan white balance berdasarkan pilihan jenis lampu yang disediakan pada kamera digital disebut pre-set white balance.

4.    Gunakan Autofocus untuk memotret
Untuk objek diam biasanya pada model foto lanskap dan portrait, biasanya Anda pasti sering menggunakan mode fokus manual. Tapi untuk objek bergerak misalkan burung yang terbang di angkasa kita tentu tidak akan dapat menggunakan mode fokus manual untuk dapat menangkap pergerakan burung dengan cepat kita dapat menggunakan mode autofocus.
Terdapat 3 peraturan penting ketika kita menggunakan mode autofocus untuk objek bergerak:
Pertama, aktifkan continuous servo focus. Mode ini memberitahu kamera bahwa objek bergerak sehingga kamera akan terus memfokuskan kembali untuk membekukan objek. Kedua, pilih dynamic focus untuk mengaktifkan lebih banyak titik fokus dalam kamera Anda. Pola ini bervariasi untuk setiap kamera, tetapi biasanya digunakan pola 9-point group pattern untuk objek yang bergerak dalam arah yang diprediksi. Tetapi untuk objek yang bergerak tidak menentu, Anda dapat memilih pola kelompok yang lebih besar. Ketiga, atau yang terakhir adalah dengan mengatur frame rate (jumlah bingkai gambar atau frame yang ditunjukkan setiap detik dalam membuat gambar bergerak; diwujudkan dalam satuan fps (frames per second), makin tinggi angka fps-nya, semakin mulus gambar bergeraknya). Dalam setiap kamera Anda akan menjumpai frame rate yang berbeda-beda, ada yang 5fps, 3.9fps, 6.3fps. Semuanya dapat digunakan tergantung dengan kebutuhan Anda.

5.    Nyalakan High-Speed Flash Sync
TTL Flash (TTL = Through-The-Lens) dalam fotografi telah memiliki kemajuan besar dalam teknologi dan kemampuannya dalam beberapa tahun terakhir. Dengan sepasang flash dan flash pada kamera Anda yang berfungsi sebagai master, Anda dapat mengambil objek secara nirkabel dan menciptakan foto yang menakjubkan dimana saja Anda melakukan perjalanan. Anda dapat mulai belajar menggunakan flash on-camera dalam mode nirkabel baik sebagai master ataupun sebagai flash remote.
Anda dapat mengatur lebih jauh sinkronisasi pada kemera Anda, pada kamera Nikon pengaturan ini dapat ditemukan dalam fungsi custom pada menu yang terdapat di dalam kamera. Sedangkan untuk Canon, opsi ini dapat ditemukan pada flash itu sendiri. Mengatur high speed flash sync. pada kamera, memungkinkan Anda untuk mengambil gambar dengan speed yang lebih cepat dari kecepatan standar rata-rata kamera yang ada saat ini.
Sebagai contoh, ketika Anda sedang mengambil objek seorang model di pinggir kolam renang dibawah sinar matahari yang terik. Anda ingin menggunakan beberapa flash pada bukaan rana f/2.8. Aperture ini akan memberikan efek blur pada latar belakang objek Anda, pada kamera terlihat petunjuk bahwa kecepatan yang harus digunakan adalah 1/1000 detik untuk bukaan yang tepat. High speed flash sync. akan memungkinkan Anda untuk mengambil gambar pada kecepatan yang memungkinkan dan menambahkan beberapa flash sebagai tambahan.

6.    Gunakan Sensor Cleaning
Anda mungkin pernah merasakan sedikit kesulitan ketika harus membersihkan debu yang menempel pada permukaan lensa Anda bukan? Membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit hanya untuk membersihkan bintik-bintik debu.
Saat ini produsen kamera digital sudah menerapkan pada sebagian besar kamera digital yang mereka produksi dengan menambahkan fungsi sensor cleaning pada kamera. Umumnya fungsi ini bekerja ketika kita hendak menyalakan atau mematikan kamera kita. Fungsi ini cukup membantu kita dalam membersihkan sensor pada kamera. Tapi mungkin ada cara yang lebih baik yang dapat kita lakukan yaitu, kita harus mau membersihkan sensor secara manual. Hal ini dapat kita lakukan ketika kita sering berganti lensa, karena debu bisa saja masuk ketika kita melepas dan mengganti lensa. Lakukan hal ini setiap kali kita akan mengganti lensa pada kamera.

7.    Gunakan Depth-Of-Field Preview
Depth of Field (DOF) berarti kedalaman ruang. Di dunia fotografi, DOF secara teknis berarti rentang atau variasi jarak antara kamera dengan subyek foto untuk menghasilkan variasi ketajaman (fokus) gambar yang masih dapat diterima (tidak blur). Dengan kata lain, DOF digunakan untuk menunjukkan ruangan tertentu di dalam foto yang mendapatkan perhatian khusus oleh mata karena adanya perbedaan ketajaman (fokus).
Tombol DOF Preview hanyalah sebuah alat bantu yg memungkinkan kita melihat approximation (perkiraan hasil) foto yang akan terekam oleh kamera. Memang kita hanya bisa melihat perkiraan saja mengingat pandangan pada viewfinder akan bertambah gelap seiring dengan mengecilnya diafragma lensa. Sehingga agak susah menilai mana objeknya yang fokus/tajam dan mana yang tidak.

8.    Gunakan Image Stabilization
Banyak dari lensa kamera saat ini memiliki kemampuan Image Stabilization (stabilisasi-gambar). Teknologi ini secara dramatis telah meningkatkan kemungkinan mendapatkan gambar yang tajam dalam tingkat pencahayaan yang rendah, ketika posisi tangan kita memegang kamera. Mengambil gambar dalam kondisi sangat minim cahaya dengan kecepatan 1/15 detik pada ISO 6400 dengan hasil tajam tanpa blur akibat goncangan tangan, merupakan sebuah dimensi baru dalam era fotografi digital.
Image Stabilizer ada yang dibangun dan ditanamkan ke dalam lensa, dan ada juga dibangun dalam sensor yang ada pada bodi kamera. Sistem ini dapat selalu Anda gunakan kecuali ketika Anda menggunakan tripod atau tergantung dari generasi stabilisasi gambar yang Anda miliki. Beberapa produsen kamera merekomendasikan mengubah stabilisasi menjadi off ketika kita menggunakan tripod. Atau Anda sendiri dapat melakukan riset dari lensa dan kamera Anda untuk dapat menemukan kinerja terbaik dari sistem ini.

9.    Gunakan Rain Cover
Ada satu hal yang harus Anda ingat ketika Anda akan memulai aktifitas dalam pemotretan. Selalu siapkan pelindung kamera dari hujan! (rain cover). Cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini sangat sulit diprediksi, ketika siang hari cuaca akan sangat terang dan begitu panasnya sementara menjelang sore hari akan turun hujan.  Memang saat ini banyak bermunculan kamera dengan fasilitas anti hujan, anti debu dan bahkan anti goncangan ketika jatuh. Semua fasilitas tersebut memang memudahkan Anda ketika melakukan pemotretan dalam berbagai kondisi cuaca. Untuk kamera yang pro, bahkan Anda dapat meninggalkan kamera berdiri sendiri di atas tripod ketika hujan turun, sementara Anda berteduh menunggu saat hujan reda!
Jika demikian hebatnya fasilitas yang disediakan kamera digital saat ini, lantas apa fungsinya lagi pelindung kamera dari hujan? Seorang fotografer profesional mengatakan dalam situsnya: “I use a Nikon D3, and it seems almost indestructible. I’ve dropped it on cement floors and shot it in blinding Gobi Desert sandstorms and Alaskan blizzards, and the camera has never let me down. But I still use a rain cover to protect the camera from the elements. Better to be safe than sorry.”
Nah sekarang bagaimana dengan Anda?

10.    Baca buku manual kamera Anda
Bacalah instruksi manual yang ada dalam box kamera Anda! Hal ini menjadi sangat penting agar kita dapat mengetahui bagaimana kamera kita dapat bekerja dan bagaimana kita dapat memaksimalkan pengunannya. Kamera digital yang diproduksi akhir-akhir ini memiliki berbagai macam menu dan fasilitas yang mungkin bagi sebagian dari kita kurang jelas dan kurang begitu memahaminya. Ada fasilitas video, focusing pattern, metering modes, ISO setting dan noise reduction yang mungkin sedikit banyak Anda belum begitu paham benar cara penggunaannya. Untuk itu diperlukan membaca manual book dan sertakan selalu dalam tas kamera Anda!
Tips-tips ini mungkin sedikit berguna bagi Anda, selamat berkarya!

Sumber: Goodigital

Tanya Jawab Fotografi Dasar Untuk Pemula (Bagian 2)

Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya tentang Tanya Jawab Fotografi Dasar Untuk Pemula (Bagian 1)

Jika memiliki anggaran dana yang terbatas, kamera apa yang seharusnya Saya beli?
Jawab:
Jika Anda memiliki anggaran dana di bawah 4,5 juta rupiah, belilah kamera saku yang memiliki fitur pengaturan manual (seperti: Canon PowerShot SX260 HS), fitur ini akan membantu mengenalkan Anda dengan Shutter Speed dan Aperture sebelum Anda terjun ke dunia DSLR. Dengan menambah dana sedikit saja Anda bisa mendapatkan kamera DSLR kelas pemula (seperti: Canon EOS 1100D) yang harganya berkisar antara 4,5 juta hingga 7 juta rupiah. Jika Anda punya tak terbatas Anda bisa memilih kamera DSLR semi-pro atau yang profesional sekalipun

Manakah yang lebih baik, kamera DSLR atau kamera Mirorr-less?
Jawab:
Dari segi kepraktisan kamera Mirror-less lebih baik, kamera jenis ini sangat berguna untuk mendampingi Anda dalam traveling karena ringan dan ukuran body kameranya lebih kecil serta kualitas foto nya pun sebanding dengan kamera DSLR.
Tetapi jika Anda masuk ke dunia fotografi yang professional, sebaiknya Anda memilih DSLR karena sensor kamera DSLR lebih besar dari pada kamera Miror-les. Semakin besar sensor kamera maka kualitas fotonya pun makin bagus.

Mana yang menjadi prioritas dalam membeli lensa, lensa Wide atau lensa Tele?
Jawab:
Jika membeli lensa DSLR, khususnya yang entry level atau pemula, Anda biasanya akan mendapatkan lensa dalam paket nya yang biasa disebut lensa kit. Lensa kit (biasanya lensa 18-55mm) cukup bagus digunakan untuk memulai belajar fotografi. Jika Anda memiliki dana untuk membeli lensa tambahan dan anda tertarik dengan fotografi landscape atau pemandangan maka lensa Tele adalah prioritas selanjutnya Anda bisa membeli lensa Wide. Lensa Tele bagus digunakan untuk pemotretan model, kegiatan olahraga atau travelling. Jika Anda ingin semuanya dalam satu lensa, Anda dapat memilih lensa dengan focal length 18-200mm atau 18-135mm.

Mana yang lebih bagus, lensa Wide atau lensa Tele?
Jawab:
Lensa Wide dan lensa Tele memiliki fungsi sendiri-sendiri dan memiliki keuntungan yang berbeda. Satu untuk memotret dalam perspektif yang luas sementara yang lain adalah untuk memperbesar objek yang diinginkan. Jika Anda memiliki dana yang cukup, belilah keduanya.
Tetapi jika Anda memiliki anggaran dana yang terbatas, Saya sarankan beli lensa Wide yang mempunyai variasi focal length 16 mm, 17 mm, 20 mm, 24 mm, and 28 mm. Untuk kegunaan sehari-hari, lensa Wide lebih berguna seperti untuk memotret anak-anak, foto perkawinan, dll.
Jika dana Anda tidak cukup untuk membeli lensa Wide, maksimalkan penggunaan lensa kit Anda. Anda dapat juga menyimpan uang dan membeli sebuah lensa biasa yang memiliki Aperture yang besar seperti lensa 50mm.

Filter apa yang harus Saya gunakan pertama kali?
Jawab:
Filter dibagi menjadi dua fungsi yang penting. Pertama, filter bekerja sebagai pelindung lensa. Kedua, filter diguanakan untuk menciptakan efek special pada foto. Sebagai langkah pertama, Anda seharusnya memprioritaskan membeli filter sebagai pelindung lensa. Filter tersebut dikenal dengan filter UV. Fungsi utamanya adalah untuk menyaring sinar UV yang dapat membuat foto menjadi kabur. Berikutnya, filter yang harus Anda beli adalah lensa CPL

Apakah lebih baik ikut kursus kelas fotografi atau belajar sendiri?
Jawab:
Jika Anda memiliki anggaran dana yang lebih, kenapa tidak memilih kelas fotografi. Karena dalam kelas fotografi, Anda diajarkan untuk memahami fotografi secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan kurikulum.
Jika Anda enggan untuk mendaftarkan diri di kelas fotografi, coba untuk belajar sendiri di rumah. Belajar dengan tekun, konsisten, dan tidak pernah puas. Selanjutnya Anda bisa bergabung dengan klub fotografi untuk berbagi info tentang fotografi yang dapat membantu perjalanan Anda dalam dunia fotografi.

Apakah perlu ikut kursus software fotografi?
Jawab:
Sebaiknya Anda mendalami pengetahuan fotografi Anda terlebih dahulu sebelum mempelajari software editing foto. Tetapi jika Anda merasa mudah untuk memahami segala sesuatu, langkah berikutnya adalah memperkenalkan diri Anda pada software editing foto.
Yang pertama dibutuhkan adalah pengetahuan tentang fotografi sehingga nantinya Anda tidak terlalu mengandalkan software editing foto (mau jadi fotografer atau photoshoper…?? hehehe). Sebuah foto yang jelek akan tetap jelek walaupun telah dilakukan olah digital dengan software editing foto, tetapi foto yang baik dapat disempurnakan dengan sedikit olah digital.