Lensa Fixed vs Lensa Zoom, Mana Yang Lebih Baik?

 Fixed Lens vs Zoom Lens, Which One is Better
Pertanyaan yang sering dihadapi ketika membeli lensa adalah – Apakah Saya harus membeli lensa zoom atau membeli beberapa lensa fixed (lensa prime atau lensa dengan focal length tetap)? Fotografer yang sudah berpengalaman akan cenderung memilih lensa fixed dari pada lensa zoom. Majalah-majalah fotografi pun sering menyarankan untuk memanfaatkan ketajaman dari lensa fixed dari pada memanfaatkan fleksibilitas lensa zoom.
Sebelum melihat keuntungan dan kerugian masing-masing lensa, pertama harus mengerti dulu apa itu lensa zoom dan lensa fixed.
Apa itu lensa zoom?

Fixed Lens vs Zoom Lens, Which One is Better 
Lensa zoom adalah lensa yang memiliki ring pengatur zoom sehingga lebih mudah untuk mendapatkan pembesaran objek tanpa Anda harus bergerak maju mundur untuk mendapatkan pembesaran objek yang diinginkan. Jika nama sebuah lensa memiliki dua range angka dalam mm berarti lensa tersebut adalah lensa zoom. Contoh: Lensa Canon EF-S 17-85mm f/4-5.6 IS USM, panjang fokusnya dapat diatur dari 17mm ke 85mm.

Apa itu lensa fixed (lensa prime)?

Fixed Lens vs Zoom Lens, Which One is Better 
Sebuah lensa prime (focal length tetap) di set pada satu nilai mm focal length saja. Dengan kata lain, focal length nya tidak bisa diubah. Jika Anda ingin mendapatkan pembesaran objek tertentu, Anda harus bergerak maju atau mundur. Misalnya, lensa Nikon AF-S VR Micro-Nikkor 105mm f/2.8G IF-ED adalah lensa prime karena memiliki panjang fokus tetap 105mm.

Perbedaan yang lain antara lensa zoom dan lensa fixed
- Lensa fixed menghasilkan foto yang lebih tajam dari pada lensa zoom karena optik yang digunakan lebih sedikit dan designya optik nya tidak rumit. Oleh karena itu masuk akal juga jika lensa zoom 17 – 85mm dibuat lebih susah dari pada membuat sebuah lensa fixed 105mm.
- Meskipun lensa zoom tidak setajam lensa fixed, tapi untuk harga umumnya lebih murah.
- Seperti dijelaskan sebelumnya, lensa fixed mengharuskan fotografer untuk bergerak lebih dekat atau lebih jauh dari objek untuk mendapatkan jarak fokus yang diinginkan atau untuk mendapatkan luas cakupan objek yang akan diambil. Untuk fotografer pemula atau amatir tentunya hal ini tidak menyenangkan untuk itu mereka lebih memilih lensa zoom
Jadi, apakah Anda akan membeli lensa fixed atau lensa zoom?
Namun pada kondisi tertentu ada kalanya bergerak lebih dekat atau lebih jauh dari objek tidak memungkinan. Misalnya jika Anda berada di kebun binatang, penggunaan lensa fixed tentu akan sia-sia. Untuk kondisi seperti ini, lensa zoom akan lebih menguntungkan.

Fakta dan Mitos Tentang Lensa Kamera

Facts and Myths Camera Lenses

Mitos: Fitur anti-goyang (Anti-Shake) berarti foto yang dihasilkan selalu tajam
Image stabilizer, Vibration Reduction dan SteadyShot adalah istilah-istilah yang digunakan oleh masing-masing produsen lensa yang merujuk kepada sistem pengurangan getaran pada lensa (vibration reducer). Sistem ini mengurangi getaran yang disebabkan oleh tangan yang goyang ketika memotret untuk menghasilkan foto yang tajam.  Fitur ini wajib dimiliki jika Anda menggunakan lensa tele pada kamera Anda karena sedikit saja getaran pada lensa tele akan menghasilkan foto yang kurang tajam.
Namun perlu Anda ketahui bahwa fitur ini tidak bertujuan untuk mengurangi pergerakan pada objek yang akan di potret.  Oleh karena itu, bahkan dengan teknologi canggih dari sistem anti-goyang pun tetap saja tidak akan menjamin menghasilkan foto yang tajam jika objek difoto terus bergerak. Anda masih harus belajar bagaimana memaksimalkan penggunaan fitur ini untuk mendapatkan hasil maksimal.

Mitos: Kamera atau lensa lebih bagus jika memiliki zoom yang lebih panjang
Faktanya adalah zoom yang panjang akan memperlambat kinerja lensa dan dapat berpotensi menurunkan kualitas gambar yang dihasilkan. Akhir-akhir ini, ada beberapa lensa ultrazoom cukup bagus yang tersedia di pasar, tapi lensa ini pasti tidak murah. Lensa generasi pertama ultrazoom diciptakan dengan banyak kekurangan, termasuk tidak adanya fitur anti-goyang di beberapa merek. Silahkan memilih jenis lensa jika anda ingin, tapi pastikan lensa ultrazoom Anda beli adalah model terbaru (dengan harga lebih mahal sebagai konsekuensinya).

Berikut adalah beberapa fakta tentang lensa kamera yang harus Anda ketahui:
- Sebuah lensa memiliki beberapa elemen didalamnya. Semakin banyak elemen, semakin rumit jalan lintasan cahaya dan ini akan cenderung pada menurunkan kualitas dan ketajaman lensa. Inilah sebabnya mengapa lensa zoom memiliki ketajaman rendah dari pada lensa prime (prime lens), karena banyak unsur dalam lensa zoom. Bahkan jika ada lensa zoom dengan ketajaman yang dapat sesuai lensa prime, harga pasti akan menjadi sangat mahal.
 Lens element

- Penyimpangan atau distorsi akan selalu terjadi pada lensa wide (termasuk lensa fisheye). Itu sebabnya lensa wide tidak direkomendasikan untuk mengambil foto wajah-wajah orang. Hindari juga menggunakan lensa wide untuk memotret garis lurus karena akan menghasilkan garis yang melengkung pada foto.
- Ketajaman tiap lensa berbeda. Ketajaman akan berkurang saat lensa dibuka pada aperture terlebar atau aperture tersempit. Ketajaman lensa zoom juga berkurang bila berada di zoom yang paling ujung. Untuk ketajaman yang terbaik, gunakan focal length dari lebar hingga normal dan gunakan aperture sweet spot.
- Bagian tengah lensa selalu lebih tajam dari bagian pinggirnya. Sebuah lensa yang baik memiliki ketajaman yang sama antara bagian tengah dan bagian pinggir lensa, sementara lensa yang jelek adalah lensa yang memiliki penurunan ketajaman di bagian pinggirnya. Penurunan ketajaman disebut blurriness corner. Namun mengingat bahwa objek gambar sebagian besar berada di bagian tengah, orang sering kali mengabaikan penurunan ketajaman pada bagian pinggir foto.
- Bukaan aperture maksimum sebuah lensa zoom bisa berubah tergantung pada focal length (panjang fokus) yang sudah diatur. Untuk menghindari desain lensa yang rumit, lensa zoom memiliki kekhasan tersendiri dengan aperture maksimum yang berbeda pada panjang fokus yang berbeda. Perhatikan tulisan pada lensa. Misalnya, lensa 35-105 mm f/2.8-4.5 berarti bahwa pada focal length yang lebar 35 mm, aperture maksimum adalah f/2.8 dan pada tele zoom nya 105 mm aperture maksimum menurun hingga f/4.5
- Lensa super zoom telah mengalami banyak perubahan. Pada awalnya, tidak ada lensa yang memiliki focal length yang ekstrim yang dapat mengakomodasi kebutuhan dari focal length lebar 26 mm ke tele zoom 520 mm dalam satu lensa tunggal. Namun karena tuntutan pasar dan persaingan ketat antara merek, produsen terpaksa membuat lensa all-in-one atau dikenal juga sebagai lensa sapu jagat seperti lensa pada kamera Olympus SP 570 dengan zoom 20x. Lensa super zoom dengan rentang zoom dari 10 sampai 12x cukup berimbang antara kemampuan tele dan kualitas output nya, sedangkan lensa zoom 15x, 18x, dan 20x terlihat sedikit dipaksakan demi kebutuhan untuk orang yang menginginkan ultra zoom meskipun kualitas output nya menurun.


Lensa Terbaik Yang Wajib Anda Miliki: Lensa 50mm

Best DSLR Lens - 50mm Lens 
Lensa dengan focal length 50mm sangat populer dikalangan fotografer karena area pandang dalam fokusnya kurang lebih sama dengan apa yang Anda lihat dengan mata anda sendiri. Tidak ada distorsi (hasil foto melengkung akibat akibat kelengkungan lensa) seperti lensa ultra wide dan tidak ada kompresi seperti lensa tele. Karena itu, lensa 50mm boleh dikatakan sebagai lensa yang “jujur” J alias gambar yang dihasilkan melalui lensa tersebut terlihat sama dengan apa yang dilihat oleh mata.   

Ketika membeli kamera DSLR, kebanyakan para fotografer pemula akan memotret dengan lensa kit atau lensa standar bawaannya hingga mereka akan menyadari bahwa betapa bergunanya lensa 50mm yang memiliki aperture yang lebar untuk menghasilkan foto yang menakjubkan, oleh karena itu lensa 50mm adalah salah satu lensa yang wajib dimiliki oleh fotografer.
Berikut adalah alasan-alasan mengapa setiap fotografer harus memiliki lensa 50mm:
1. Area pandang lensa hampir sama dengan area pandang mata
Hampir semua lensa menghasilkan beberapa bentuk distorsi pada foto, berbeda dengan lensa 50mm yang meminimalkan distorsi dan menghasilkan foto yang hasilnya hampir sama dengan apa yang dilihat oleh mata, lensa 50mm meniru area pandang mata manusia dan akan diterjemahkan ke dalam foto Anda. Inilah alasan mengapa sebagian orang menyebutnya sebalagi disebut “lensa normal". Bila dikombinasikan dengan teknik fotografi yang baik, Anda dapat menghasilkan foto yang seolah-olah nyata dengan aktual saat Anda memotret.
2. Optik lensa lebih bagus
Pada dasarnya, fotografer mempunyai banyak hal menjadi pertimbangan ketika memilih lensa termasuk tetapi tidak terbatas pada; kecepatan, optik, dan harga. Optik dari lensa 50mm sering kali jauh lebih baik daripada lensa zoom dengan harga yang sama. Prime lens (lensa tanpa zoom, hanya memiliki 1 focal length) memiliki bagian-bagian yang bergerak lebih sedikit dari lensa zoom sehingga produsen lensa dapat menggunakan optik yang lebih baik (gambar yang lebih tajam) dan menawarkan harga lebih rendah.
3. Lensa 50mm cukup murah
Beberapa lensa 50mm memiliki harga yang cukup murah seperti harga untuk sebuah lensa Canon 50mm f1.8 yang berkisar pada harga 800 ribu-an (rupiah, cek harga). Jika Anda ingin lensa dengan kualitas setingkat lebih tinggi, Anda harus mengeluarkan jutaan rupiah lagi untuk mendapatkannya. Lensa yang sangat dicari adalah lensa Panasonic/Leica 25mm f1.4 yang harganya berkisar 8 juta-an rupiah. Pada umumnya aperture lensa yang dibutuhkan adalah sekitar f1.8, jadi Canon 50mm f1.8 pas buat Anda yang memiliki budget terbatas tetapi ingin menghasilkan foto yang menakjubkan.

Beberapa foto yang menakjubkan dengan menggunakan lensa 50mm:
12/30

Cold water

Château Lafon-Rochet

In the arms of the night

when the music fades

God of This City

Memahami Sweet Spots Pada Lensa Kamera DSLR dan Cara Mengetahuinya

Lens Sweet Spots and How to Get Them
Sweet spot adalah kondisi dimana lensa kamera menghasilkan foto yang paling tajam. Ada 3 faktor yang perlu dipahami untuk menghasilkan foto yang tajam, yaitu:

1.       Aperture
2.       Focal length
3.       Area yang difokuskan dalam frame

Jika bicara tentang sweet spot lensa, erat kaitannya dengan setting-an aperture yang digunakan. Setiap lensa mempunyai aperture sweet spot yang berbeda-beda. Lensa dengan aperture f/1.2 mungkin tidak sama sweet spot nya dengan lensa f/2.8. Umumnya sweet spot lensa itu berada pada dua f-stop diantara aperture terlebar (nilai f-stop terkecil) dan aperture terkecil (nilai f-stop terbesar). Sebagai contoh jika suatu lensa mempunyai aperture f/2.8 – f/32, maka sweet spot nya berada pada f/5.6 dan f/16.Untuk lebih pastinya Anda dapat melakukan eksperimen dengan memotret menggunakan setting-an aperture yang berbeda dan bandingkan hasilnya. Sebelum melakukan eksperimen untuk menentukan sweet spot lensa, pastikan Anda mempersiapkan hal-hal berikut:
Memotret dengan faktor diatas dalam zona sweet spot nya akan memberikan kesempatan yang lebih untuk mendapatkan foto yang lebih tajam. Mungkin Anda pernah bertanya-tanya tentang ketajaman foto yang berbeda meskipun memotret dengan menggunakan peralatan yang sama. Ya, memotret dalam zona sweet spot lensa mungkin adalah salah satu alasannya.
- Letakkan kamera pada tripod supaya posisi kamera stabil
- Pastikan kondisi pencahayaan tidak berubah selama memotret dengan beberapa setting-an aperture, cara yang termudah lakukan di luar ruangan atau outdoor.
- Gunakan mode aperture priority untuk pemotretan. Mode AV pada kamera Canon atau mode A pada kamera Nikon.
Sebagai contoh eksperimen Saya gunakan lensa Canon EF 50mm f1.8 II yang mempunyai rentang aperture dari f/1.8 hingga f/22. Lakukan pemotretan dengan menggunakan aperture yang berbeda secara berurutan dari f/1.8, f/2.8, f/4.0, f/5.6, f/8.0, f/11, f/16 dan f22.
 
Dari hasil foto diatas dapat dilihat foto paling tajam didapat pada aperture f/8.0 tetapi ketajaman foto dengan aperture f/4.0 dan f/11 masih layak untuk digunakan. Jadi sweet spot untuk lensa ini adalah dari f/4.0 hingga f/11.
Untuk lensa zoom, sweet spot biasanya terlentak antara zoom pertengahan hingga zoom maksimal. Lensa zoom biasanya menghasilkan foto yang lebih halus pada posisi aperture yang lebar dan ketajamannya meningkat jika lebih di zoom. Sebagai contoh, pada lensa 70-200mm, foto yang lebih tajam dihasilkan pada zoom 200mm dibandingkan pada 70mm
Untuk lensa sudut lebar (wide lens), khususnya lensa ultra-wide angle (UWA) seperti lensa 10-20mm (untuk kamera dengan sensor cropped atau APS-c) atau lensa 16-35mm (untuk kamera dengan sensur full frame), bagian pinggir dari foto yang dihasilkan lebih halus dibandingkan dengan bagian tengah foto. Hal ini lebih terlihat pada lensa kelas low-end pada kamera dengan sensor yang besar atau full frame. Jadi sweet spot dari lensa sudut lebar adalah pada bagian tengah foto.
Lens Shapness Test



Memahami Kode-kode Pada Lensa Kamera DSLR


Understanding Codes - DSLR Camera Lenses
Pada saat pertamakali memasuki dunia kamera DSLR, salah satu aspek yang membingungkan adalah menerjemahkan kode-kode yang tertera dalam label suatu lensa. Dalam artikel kali ini akan dijelaskan beberapa macam lensa dan kode-kode yang terdapat pada lensa tersebut. Untuk contoh kasus nya Saya akan menggunakan lensa Canon.

- Canon EF-S 18-55  f/3.5-5.6  IS
Canon EF-S 18-55 mm f3.5-5.6 IS
Lensa ini biasanya satu paket sebagai lensa kit jika membeli kamera DSLR Canon yang entry level atau pemula seperti Canon 1100D, 550D dan 600D.
Canon EF-S: EF singkatan dari Electro Focus. Lensa model ini di disain khusus untuk kamera DSLR dengan tipe sensor yang kecil (cropped sensor). Jenis lensa ini tidak bisa dipasang di kamera DSLR yang mempunyai sensor full frame seperti Canon 5D atau 1D.
18-55 mm: Adalah range dari focal length lensa (focal length adalah jarak antara pusat optik lensa terhadap titik fokus yang terdapat pada sensor kamera). Focal length 18-55mm pada lensa ini setara dengan focal length 29-88mm pada kamera dengan sensor full frame. Range dari focal length ini cukup fleksibel untuk digunakan sehari-hari.
f/3.5-5.6: Kode ini menjelaskan tentang range dari Aperture lensa atau bukaan lensa. Pada focal length 18mm, lensa mempunyai aperture maksimum f/3.5. Dan pada focal length 55mm, maksimum aperture lensa adalah f/5.6.
IS: Adalah Image Stabilizer, artinya lensa mempunyai kemampuan untuk mengurangi vibrasi atau getaran selama pemotretan sehingga foto yang dihasilkan tetap tajam. Fitur ini sangat berguna khususnya ketika memotret dengan Shutter Speed yang lambat.
- Canon EF-S 17-55 f/2.8 IS USM 
Canon EF-S 17-55 f2.8 IS USM
Jika Anda menjumpai sebuah lensa dengan hanya satu aperture minimum yang ditetapkan, seperti lensa f/2.8, ini berarti bahwa lensa ini memiliki aperture terlebar yang tetap atau tidak berubah. Dari focal length 17mm sampai focal length 55mm, aperture maksimum tetap pada nilai f/2.8.
USM: Singkatan dari Ultrasonic Motor, artinya pada lensa terdapat motor untuk built-in auto fokus. Pada lensa ini auto fokus nya lebih cepat dan motornya tidak berisik.
- Canon EF 50mm f/1.8
Canon EF 50mm f1.8

Lensa diatas memiliki satu jangkauan fokus, yaitu 50mm. Ini berarti bahwa lensa ini bukan lensa zoom atau tidak bisa melakukan zoom. Anda tidak dapat merubah focal length untuk memperbesar atau memperkecil obyek. Untuk melakukannya, Anda harus melakukannya secara manual dengan berjalan menuju atau jauh dari objek. Jenis lensa ini lebih dikenal sebagai prime lens.
Lensa ini juga ditandai dengan kode EF, kebalikan dari EF-S, yang berarti dapat dipasang juga pada kamera yang memiliki sensor full-frame.
- Canon EF 70-200mm f/4 IS USM
Canon EF 70-200mm f4 IS USM

Lensa ini dikategorikan sebagai lensa zoom tele karena memiliki range focal length yang lebar dari 70mm sampai 200mm.
- Canon EF 100-400mm f/4.5-5.6L IS USM

f/4.5-5.6L: Kode “L” dikenal juga denga “Luxury”. Lensa Canon dengan kode L artinya lensa mahal yang dibuat untuk keperluan fotografer professional. Lensa -L ini adalah lensa terbaik yang dibuat dengan berbagai focal length dan aperture.
Kode-kode pada lensa yang sudah dijelaskan diatas tidak berlaku secara universal, lensa dengan merek yang lain (selain Canon) akan memberikan kode-kode yang berbeda untuk menjelaskan fitur-fitur pada lensa tetapi itu tidak menjadi masalah karena struktur dari kode-kode nya sama antara satu merek lensa dengan merek lensa yang lain.
Berikut adalah kode-kode yang umum terdapat pada lensa merek yang lain:
HSM: Singkatan dari Hypersonic Motor. Artinya sama dengan USM yaitu auto fokus yang lebih cepat dan motornya tidak berisik. Kode ini digunakan pada lensa keluaran Sigma.
AF-S: Sama dengan kode EF-S, di desain untuk kamera dengan tipe sensor cropped sensor. Kode ini digunakan pada lensa merek Nikon.
SSM: Singkatan dari Supersonic wave Motor. Artinya sama dengan USM yaitu auto fokus yang lebih cepat dan tidak berisik. Kode ini digunakan pada lensa Sony.
AF: Lensa Nikon tanpa auto fokus yang built-in. Pada kamera DSLR Nikon entry leveI seperti D60 dan D5000, lensa dengan kode ini tidak dapat digunakan untuk auto fokus, fokus dilakukan secara manual.
VR: Singkatan dari Vibration Reduction, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini digunakan pada lensa keluaran Nikon.
OS: Singkatan dari Optical Stabilization, fungsinya sama dengan Image Stabilization. Kode ini digunakan pada lensa keluaran Sigma.
VC: Singkatan dari Vibration Compensation, mempunyai fungsi yang sama dengan Image Stabilization. Kode ini digunakan pada lensa Tamron.
DG: Kode lensa yang menjelaskan bahwa lensa tersebut bisa digunakan untuk ke dua tipe sensor yaitu bisa digunakan untuk kamera dengan sensor cropped sensor dan kamera dengan sensor full frame. Kode ini digunakan pada lensa keluaran Sigma.