Tanya Jawab Fotografi Dasar Untuk Pemula (Bagian 1)

Saya ingin membuat foto dengan latar belakang yang blur atau bokeh, bagaimana cara membuatnya?
Jawab:
Foto bokeh bisa dibuat dengan setting-an kamera pada bukaan lensa atau Aperture lebar (angka f-stop kecil) misalnya f/2.8, f/4.0 atau f/5.6.

Saya menggunakan lensa kit standard dan telah menggunakan Aperture yang lebar tetapi background foto nya koq tidak blur ya?
Jawab:
Selain Aperture yang lebar, faktor lain yang mempengaruhi background blur adalah posisi kamera terhadap objek. Cobalah memposisikan objek dekat ke kamera dan latar belakang lebih jauh dari kamera. Atau atur lensa kamera Anda pada focal length terpanjang (untuk lensa kit adalah 55mm).

Kenapa ketika Saya memotret pada malam hari hasil foto nya cenderung kasar dan pecah-pecah?
Jawab:
Coba cek setting-an kamera Anda, biasanya hasil tersebut terjadi jika menggunakan Auto ISO. Pada malam hari (saat cahaya kurang), kamera secara otomatis akan menggunakan ISO yang paling tinggi. Hal ini akan menyebabkan Noise (bintik-bintik) yang terlihat pada foto. Untuk mencegah hal ini gunakan setting-an ISO secara manual, pilih ISO yang rendah, jika terlihat gelap gunakan flash jika diperlukan.

Apa perbedaan antara ASA, ISO dan DIN dalam dunia fotografi?
Jawab:
ASA, ISO dan DIN pada fotografi merupakan ukuran kepekaan media perekam (sensor kamera untuk kamera digital) dalam menangkap gambar atau image.
ISO: International Standard Organization, merupakan kombinasi standard ASA dan DIN untuk menentukan kecepatan negative film berwarna dan foto digital dalam merekam objek, pertama kali digunakan di tahun 1974.
ASA: American Standards Association, digunakan untuk menentukan kecepatan negative film hitam putih dalam merekam objek, pertama kali digunakan di tahun 1943.
DIN: Deutsches Institut fur Normung, standard ini digunakan di Eropa untuk menentukan kecepatan negative film hitam putih dalam merekam objek, pertama kali digunakan tahun 1934.

Kenapa foto Saya terlihat goyang dan blur ketika memotret malam hari?
Jawab:
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh setting-an Shutter Speed kamera yang lambat. Untuk mencegah hal tersebut, coba setting Shutter Speed lebih cepat atau coba naikkan nilai ISO. Dengan ISO yang lebih tinggi, sensor kamera lebih sensitive terhadap cahaya sehingga Shutter Speed dapat lebih cepat. Menggunakan ISO yang tinggi kadang-kadang juga menghasilkan Noise pada foto, solusi berikut nya adalah gunakan flash.

Kenapa ketika Saya menggunakan flash, separuh hasil foto menjadi gelap?
Jawab:
Kejadian ini disebabkan oleh Shutter Speed yang digunakan lebih cepat dari kecepatan sinkron flash. Saat ini kamera DSLR kebanyakan menggunakan kecepatan sinkron flash 1/200 detik. Artinya jika penggunaan flash dapat dioptimalkan ketika Shutter Speed berada dalam kecepatan maksimum 1/200 detik.

Saya berencana membeli flash eksternal, tetapi Saya tidak mengerti istilah GN (Guide Number) untuk flash yang tersedia dipasaran?
Jawab:
Guide Number (GN) merupakan nilai daya cahaya yang optimal dalam menerangi objek. Nilai GN berasal dari nilai Aperture yang dikalikan dengan jarak maksimum flash yang dapat menerangi objek pada pengaturan ISO 100. Sebagai contoh, dalam sebuah flash dengan GN 43; jarak cahaya yang optimal dapat menerangi obyek ketika sebuah lensa kamera dikonfigurasi pada pembukaan Aperture f/5.6. Anda kemudian dapat menghitung jarak dengan membagi GN dari 43 dengan ukuran lobang f/5.6, yang akan menghasilkan nilai sebesar 7,6 meter. Semakin besar nilai GN, semakain jauh flash dapat menerangi objek.

Kenapa pada saat Saya memotret menggunakan lensa tele, foto yang dihasilkan cenderung lebih mudah blur dan goyang jika dibandingkan ketika menggunakan lensa sudut lebar (Wide Angle)? Apa solusi masalah ini?
Jawab:
Ketika Anda menggunakan lensa tele, sekecil apapun goyangan pada kamera akan menghasilkan foto yang blur dan goyang. Salah satu tips untuk mendapatkan foto yang tajam adalah menggunakan Shutter Speed dua kali dari focal length lensa, contoh jika Anda menggunakan lensa dengan focal length 200mm maka Shutter Speed yang dipilih adalah 2 x 200 yaitu 1/400 detik. Solusi lainnya adalah menggunakan lensa dengan fitur “Image Stabilizer” atau “Vibration Reduction”, serta coba juga menggunakan tripod atau monopod untuk mengurangi getaran.

Saya sudah menggunakan lensa dengan fitur “Image Stabilizer” dan juga menggunakan tripod ketika memotret tetapi kenapa foto yang Saya hasilkan tetap blur dan goyang?
Jawab:
Jika Anda menggunakan lensa dengan fitur “Image Stabilizer”, Anda tidak perlu lagi menggunakan tripod untuk memotret. Atau jika Anda menggunakan tripod, pastikan Anda mematikan fitur “Image Stabilizer” terlebih dahulu.

Antara Canon dan Nikon and Canon mana yang lebih unggul?
Jawab:
Ini adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh fotografer pemula ketika mereka ingin mulai belajar. Mana yang benar-benar lebih baik? Sebenarnya tidak ada jawaban yang pasti dari pertanyaan klasik ini. Semuanya tergantung dari para pemakai nya sendiri atau “The man (or woman) behind the camera”, tidak ada merek kamera yang lebih bagus atau lebih jelek. Kamera hanyalah alat untuk mencapai tujuan, dan tanpa fotografer, kamera hanyalah sebagai pajangan yang tidak menghasilkan apapun. Bagaimanapun hi-tech nya atau canggihnya kamera, jika user atau pemakainya tidak ahli menggunakan maka foto yang dihasilkan tidak akan lebih baik dari karya yang dihasilkan kamera low-end atau kamera dengan teknologi rendah.

Jadi jika Saya ingin membeli kamera untuk pertama kalinya, apa yang menjadi pertimbangan?
Jawab:
Jawaban ini dapat Anda temukan dalam artikel Pertimbangan Sebelum Membeli Kamera Digital dan Panduan Memilih Kamera Digital.

Bersambung....

Tips Selalu Terlihat Sempurna Saat Difoto

Tips-tips berikut dapat juga dijadikan pedoman bagi foto model Anda agar terlihat sempurna saat difoto :

Menghadap ke kanan
Sebuah penelitian AS yang dilakukan oleh Wake Forest University menemukan, sisi kiri wajah lebih menarik daripada yang kanan. Sepertinya, sisi kiri menunjukkan emosi yang lebih banyak. Jadi, untuk mendapatkan foto wajah yang sempurna, menolehlah sedikit ke kanan untuk menunjukkan sisi “terbaik” kamu. Ini juga dapat membantu memberikan ilusi wajah lebih ramping bagi mereka yang memiliki wajah bulat.

Pilih riasan dengan hati-hati
Untuk penampilan sempurna yang siap-foto, pastikan kamu menghindari alas bedak yang memantul atau berbahan mineral yang mengandung titanium dioksida (pigmen reflektif) dalam jumlah tinggi. Meskipun alas bedak baik untuk tampilan bercahaya sehari-hari, lampu kilat kamera dapat dengan cepat mengubah kulit berembun kamu menjadi pucat seperti hantu ketika cahaya putih memantul kembali dari kamera.

Tonjolkan fitur terbaik kamu
Untuk tampil penuh pesona dalam foto, pastikan kamu menegaskan fitur favoritmu untuk membuatnya terlihat menonjol dalam foto. Coba bermain dengan eyeliner atau bulu mata palsu. Atau, pulas bibirmu dengan lipstik berwarna mencolok. Jangan lupa, tonjolkan bentuk terbaik tubuhmu dengan pakaian yang mendukung bentuk dan warna tubuh.

Jangan melihat ke arah lensa
Tidak ada yang mau matanya terlihat merah atau setengah tertutup karena akan merusak foto, jadi pastikan kamu menghindari hal tersebut dengan memfokuskan mata sedikit ke atas atau bawah lensa. Melihat langsung ke lensa dapat menyebabkan cahaya menyinari retina, yang dapat membuat efek mata merah atau red eye. Melihat sedikit menjauh dari kamera juga akan mengurangi risiko untuk setengah berkedip saat dipotret.

Hindari foto red eye
Mata Anda bisa terlihat merah karena pantulan cahaya dari belakang mata. Kamu yang memiliki pupil besar lebih rentan mendapatkan masalah tersebut. Jika mengalihkan pandangan dari kamera tidak berhasil, cara lain untuk mengurangi efek mata merah adalah pastikan foto di ambil dalam tempat yang cukup terang atau lihatlah cahaya yang terang sesaat sebelum melakukan pemotretan untuk membuat pupilmu mengecil.

Hindari terlihat memiliki dagu berlipat
Tidak ada yang lebih buruk dari melihat fotomu dengan dagu berlipat. Namun sayangnya hal ini sering terjadi pada kita. Untuk menghindari munculnya dagu berlipat dalam foto, pastikan bahwa kamera berada di atas atau sejajar dengan mata. Dan juga cobalah sedikit mendongakkan kepala dan tonjolkan sedikit rahang — kamu mungkin harus melatih ini terlebih dahulu di depan cermin agar tetap terlihat alami!

Hindari cahaya langsung
Mungkin kita tidak bisa selalu dapat mengatur pencahayaan untuk pemotretan dan, kecuali kamu kebetulan menjadi model profesional, kemungkinan besar kamu tidak akan dibantu oleh seseorang untuk memastikan cahaya yang tepat dalam pemotretan. Namun, sangat penting untuk diingat bahwa cahaya langsung dari atas dapat menyebabkan bayangan pada wajah dan menonjolkan bayangan di bawah mata. Pilihlah tempat dengan pencahayaan lembut atau tempat yang teduh jika di luar ruangan.

Berpose seperti seorang profesional
Jika kamu berpose untuk foto badan secara keseluruhan, cobalah gaya klasik selebritas dengan membalikkan tubuhmu tiga perempat dari kamera, dengan satu bahu lebih dekat dengan kamera dan satu kaki di depan kaki yang lain. Ini akan membuat tubuhmu terlihat lebih langsing daripada jika kamu menghadap ke kamera secara langsung. Cobalah menjaga punggung tetap lurus dengan bahu ke belakang dan perut ditahan ke belakang (tapi jangan terlalu membusung karena akan terlihat dibuat-buat).

Kuasai senyum yang sempurna
Banyak dari kita yang fokus pada mulut ketika tersenyum, namun, meminjam istilah dari supermodel Tyra Banks, yang paling penting adalah "smize atau smiling with your eyes (tersenyum dengan mata). Daripada memaksa untuk tersenyum, pikirkan sesuatu yang membuat kamu bahagia untuk mendapatkan senyum yang lebih alami. Kamu juga mungkin ingin menyempurnakan senyummu sendiri agar menonjolkan kelebihanmu. Misalnya, senyum berseri akan terlihat sangat bagus untuk orang dengan gigi rapi, sementara setengah tersenyum yang lebih santai akan membuat mata kecil terlihat lebih besar dan bibir tampak lebih penuh.

Praktikkan posemu
Jika kamu benar-benar ingin menghasilkan foto yang sempurna, hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah berlatih terlebih dahulu. Berlatihlah dengan mimik wajah dan sudut tubuh, senyum dan ekspresi wajah yang berbeda untuk menemukan apa yang dapat membuatmu terlihat memesona, baik di depan cermin atau dengan kamera sendiri. Setelah kamu menemukan penampilan paling kamu sukai, kamu siap untuk menggunakan pose andalanmu tersebut di setiap kesempatan foto, pastikan kamu selalu terlihat sempurna.


Sumber: Yahoo!SHE


Memahami Mode Aperture Priority Dalam 3 Langkah

Dalam artikel ini akan dijelaskan tentang mode Aperture Priority (Av) lebih detail yang merupakan kelanjutan dari artikel “Mengenal Mode Pada Kamera DSLR” khususnya penjelasan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan mode Aperture Priority.
Aperture Priority Mode
Mode Aperture Priority

Langkah 1
Apa itu mode Aperture Priority?
Dalam mode Aperture Priority, Anda dapat mengontrol setting-an Aperture (f-stop) sementara itu kamera sendiri akan mengontrol Shutter Speed and ISO secara otomatis
Setting-an kamera yang lain seperti flash, white balance, metering dan fokus dapat dikontrol oleh kamera atau oleh Anda sendiri.

Langkah 2
Kontrol Depth-of-Field (kedalaman gambar)
Sunrise Portland, Maine
Foto Makanan dan Cangkir: Dalam mode Aperture Priority, Aperture yang besar (nilai f-stop kecil) akan memberikan Depth-of-Field yang sempit atau menimbulkan efek blur pada background dan fokus pada foreground atau sebaliknya.
Meditate by Lisadragon: Meditate by Lisadragon
Foto Sunrise: Gunakan Aperture yang kecil (nilai f-stop besar) ketika memotret dengan mode Aperture Priority untuk mendapatkan Depth-of-Field yang sama antara background dan foreground.
Alasan utama memotret dengan mode Aperture Priority adalah ketika Anda ingin mengontrol Depth-of-Field dari objek.
Ingat, bahwa setting-an eksposure, aperture, shutter speed dan ISO masing-masing nya mempunyai efek yang kreatif terhadap foto yang Anda hasilkan. Untuk aperture, efek kreatifnya adalah Anda dapat mengganti Depth-of-Field seperti menghasilkan efek bokeh atau blur pada background.
Karena itu, dalam mode Aperture Priority:

Gunakan Aperture yang besar (nilai f-stop kecil) jika Anda ingin mendapatkan depth-of-field yang sempit

Cara ini sangat menolong jika Anda ingin mendapatkan foto bokeh atau blur di area sekitar objek foto seperti potret wajah atau produk.

Gunakan Aperture yang kecil (nilai f-stop besar) jika Anda ingin mendapatkan depth-of-field yang luas atau depth-of-field yang sama antara background dan foreground

Cara ini digunakan untuk memperoleh foto dengan detail dan ketajaman yang sama antara background dan foreground, seperti foto pemandangan.

Langkah 3
Pengaturan Untuk Kondisi Pencahayaan Yang Kurang
Monument Square, Portland, Maine
Foto monument Square, Portland, Maine: Dalam mode Aperture Priority, gunakan Aperture yang besar (f-stop kecil) dalam kondisi pencahayaan yang kurang, seperti pada foto ini yang diambil pada f2.7
Alasan kedua menggunakan mode Aperture Priority adalah ketika Anda ingin memotret dalam kondisi pencahayaan yang kurang.
Ingat bahwa Aperture adalah ukuran bukaan lensa untuk mengatur tingkat cahaya yang masuk ke kamera. Aperture yang besar (f-stop kecil) akan menghasilkan cahaya yang banyak masuk ke kamera karena bukaan lensa besar sedangkan Aperture yang kecil (f-stop besar) akan menghasilkan cahaya yang sedikit masuk ke kamera karena bukaan lensa yang kecil. Untuk lebih detail tentang Aperture, Anda dapat melihat dalam artikel sebelumnya tentang "komponen dasar kamera DSLR".
f-stop dan tingkat cahaya yang masuk

Jika Anda memotret dalam kondisi pencahayaan yang kurang, seperti dalam ruangan atau malam hari, gunakan f-stop yang lebih kecil hingga Anda mendapatkan eksposur yang diinginkan


Ringkasan:
Jika Anda ingin memotret dalam mode Aperture Priority, tanyakan pada diri Anda…
Apakah Saya ingin dept-of-field yang dangkal sehingga area diluar objek menjadi blur?
Jika Ya, gunakan Aperture yang besar (f-stop kecil).
Apakah Saya ingin mendapatkan depth-of-field yang luas sehingga semua area dalam foto mmpunyai ketajaman yang sama?
Jika Ya, gunakan Aperture yang kecil (f-stop besar).
Apakah Saya memotret dalam kondisi pencahayaan yang kurang dan ingin memanfaatan cahaya yang tersedia?
Jika Ya, pilih Aperture yang lebih besar (f-stop lebih kecil) hingga mendapatkan eksposur yang diinginkan.

Memahami Mode Shutter Priority Dalam 2 Langkah

Pada artikel sebelumnya tentang “Mengenal Mode Pada Kamera DSLR” telah dibicarakan tentang perbedaan mode pemotretan pada kamera DSLR. Artikel ini akan membahas mode Shutter Priority (Tv/Sv) lebih detail, khususnya akan dijelaskan kapan waktu terbaik bagi Anda untuk menggunakan mode Shutter Priority.
Shutter Priority Mode
Mode Shutter Priority
Langkah 1
Apa itu mode Shutter Priority?
Dalam mode Shutter Priority Anda dapat mengontrol setting-an Shutter Speed, sedangkan kamera akan mengontrol Aperture dan ISO secara otomatis. Setting-an kamera yang lain seperti flash, white balance, metering dan fokus dapat diatur oleh Anda sendiri atau kamera.

Langkah 2
Mengaburkan (Blur) atau Membekukan (Freeze) Objek yang Bergerak
Ferris Wheel Motion Blur
Contoh Blur pada objek yang bergerak dengan menggunakan Shutter Speed yang lambat
Water Motion Freeze
Contoh Freeze pada objek yang bergerak dengan menggunakan Shutter Speed yang cepat
Waktu yang tepat bagi Anda untuk menggunakan mode Shutter Priority adalah ketika Anda ingin memiliki kontrol atas gerakan pada objek Anda.
Ingat bahwa pengaturan Exposure, Aperture, Shutter Speed, dan ISO masing-masing memiliki "efek kreatif" pada foto Anda. Untuk Shutter Speed rana, yang "efek kreatif" nya adalah memungkinkan Anda untuk "membekukan" gerak objek atau membuat gerakan objek menjadi "blur".

Untuk itu dalam mode Shutter Speed:
Jika Anda ingin menampilkan gerakan objek yang blur pada foto, maka gunakan Shutter Speed yang lambat

Jika Anda ingin membekukan gerakan objek pada foto, maka gunakan Shutter Speed yang cepat

Pada kedua kondisi diatas, Shutter Speed yang Anda gunakan tergantung dari beberapa factor termasuk seberapa banyak blur yang Anda inginkan dan seberapa cepat objek bergerak.

Ringkasan
Jika Anda ingin memotret dengan mode Shutter Priority, tanyakan pada diri Anda:
Apakah Saya ingin menampilkan blur pada foto? Jika Ya, pilih Shutter Speed yang lebih lambat.
Apakah Saya ingin membekukan gerakan objek? Jika Ya, pilih Shutter Speed yang lebih cepat.