12 Kesalahan Fotografer Pemula dan Amatir

Seorang fotografer dalam dunia fotografi juga tak lepas dari kesalahan. Namun jika kesalahan teknis fotografi ini setiap kali memotret terjadi, maka dia harus giat lagi belajar memotret. Berikut ini berbagai kesalahan yang sering dilakukan dan dialami oleh para fotografer pemula dan amatir (berdasarkan survey). 

1. Baterai Habis
Kesalahan tertinggi pada pemakai kamera digital baik kamera saku maupun yang DSLR, yaitu sampai 35,20%, adalah seringnya baterai habis. Kamera digital memang hanya bekerja kalau ada baterai di dalamnya. Maka, kamera digital yang laris umumnya punya baterai yang awet, minimal bisa untuk 500 kali pemotretan. Kesalahan ini biasanya disebabkan beberapa hal, yaitu (1) persiapan yang kurang matang, sehingga lupa mengisi penuh baterai sebelum digunakan; (2) seringnya fotografer melihat hasil foto di LCD setiap kali usai jepret karena kurang yakin akan hasilnya; (3) karena lupa tidak mematikan power kamera usai pemakaian, atau langsung dimasukkan dalam tas kamera.
2. Gambar Blur akibat Kamera Goyang
Kesalahan pemula gambar blur akibat kamera goyang saat digunakan mencapai 29,30%. Goyang pada kamera alias camera shake memang kesalahan pemakai. Namun, kamera yang baik akan meminimalkan hal ini dengan bentuknya yang ergonomis dan shutter speed yang lebih tinggi. Saat ini, kamera maupun lensa juga telah dilengkapi fasilitas VR (vibration reduction) untuk Nikon atau IS (image stabilizer) untuk Canon. Fungsinya adalah untuk mengurangi gambar blur diatas, jadi jika ingin beli kamera, pilihlah yang ada fasilitas ini.

3. Gambar Blur akibat Objek Foto Bergerak
Kesalahan ini sering dilakukan hingga nilainya mencapai 22,70%. Kesalahan ini adalah akibat pemakai salah memperkirakan kecepatan obyek foto dengan shutter speednya.

4. Time Lag
Kesalahan ini terjadi karena terlambatnya memotret adegan akibat kelambatan kamera bereaksi atau bisa juga tidak pekanya sang fotografer. Time lag, yaitu jeda antara saat shutter ditekan dan saat kamera bereaksi.

5. Salah Fokus (Miss Focus)
Kesalahan ini persentasenya 16,80%. Kesalahan ini umumnya menyangkut focusing pit alias fokus lari ke bidang nun jauh di sana. Atau, bisa juga dikarenakan auto focus di kamera tidak di lock, sehingga ketika memotret focusnya berubah ke obyek yang lain. Hal ini bisa diakali dengan memperkecil aperture dengan angka lebih besar agar sudut fokusnya lebih lebar.

6. Underexposur (UE) atau Foto Gelap
Kesalahan ini juga sering dilakukan oleh fotografer yaitu, foto terlalu gelap (19,30%). Kejadian ini dikarenakan kurangnya perkiraan fotografer dengan kondisi lighting disekeliling obyek yang akan di foto. Tips mudahnya untuk mengurangi kejadian ini, sang fotografer harus menyalakan lampu flash, baik yang di body camera atau flash eksternal.

7. Memori Penuh
Walaupun sepertinya lucu, rupanya kejadian ini cukup sering dialami oleh fotografer, yaitu memori (kartu CF= compact flash/SD= secure digital) penuh (16,50%). Secara tidak sengaja, ini juga sering terjadi. Sehingga, setiap akan memotret, ketika dirumah cek terlebih dahulu memory card yang Anda gunakan. Jika penuh, copy-lah terlebih dahulu di harddisk komputer Anda.

8. Overexposure (OE) atau Foto Terlalu Terang
Kesalahan ini juga sering terjadi, yaitu foto terlalu terang (12,20%). Hal ini diakibatkan oleh terlalu banyaknya cahaya yang mengenai obyek yang kita foto. Namun, terkadang, beberapa fotografer sangat suka memainkan OE ini dalam karyanya. Tapi, untuk obyek tertentu, foto OE ini juga tidak tepat.

9. Salah WB (White Balance)
Salah white balance sering dilakukan (6,8%). Akibat dari salah WB ini adalah warna yang kurang tepat atas obyek yang kita foto. Kadang terlalu kuning, terlalu biru, kemerahan, dll. Tipsnya agar tidak terjadi adalah dengan menempatkan WB pada Auto (A) saja.

10. Salah Penyetelan Ukuran Foto (Pixel)
Salah penyetelan piksel (10%) ini akan berakibat fatal apabila ketika kita membutuhkan foto dengan ukuran besar. Sebagai contoh, yang seharusnya foto kita gunakan untuk cetak besar, misalkan 24R, jika foto hanya ukuran S (small = +2000 pixel), maka jika di cetak akan pecah atau noise. Nah, sangat aman jika kita men-setting kamera kita dengan ukuran L (large) dengan model Fine atau RAW.

11. Salah Kecepatan Rana (Shutter Speed)
Salah kecepatan rana (5,4%), bisa berakibat pada obyek yang blur, shake, atau gelap. Settingan yang paling mudah adalah pilih model full Auto pada kamera Anda, atau (A/P) Aperture priority sehingga kecepatan menyesuaikan dengan cukup baik.

12. Salah ISO
Salah ISO (International Organisation for Standardization) sekitar 3,7%. Akibatnya adalah foto akan noise atau bintik-bintik, akan gelap, dan kualitasnya kurang sempurna. Pada kamera tertentu, memiliki kualitas yang masih bagus apabila ISO-nya masih di bawah angka tertentu (400, 800, 1000 dll). Oleh karena itu, jelilah melihat kondisi foto yang akan kita potret.

source: http://www.poetrafoto.com/

Tips Untuk Mendapatkan Foto Digital yang Tajam

Photo by Shikhei Goh
Mendapatkan foto digital yang sangat tajam adalah sesuatu yang paling diinginkan oleh setiap fotografer namun foto yang bersih dan tajam kadang sulit untuk peroleh karena tidak tahu bagaimana cara untuk mendapatkannya. Sebelum mulai mengeksplorasi cara meningkatkan ketajaman foto, alangkah lebih baiknya berbicara terlebih dahulu tentang penyebab utama kurang tajamnya suatu foto, yaitu: 
  • Tidak Fokus - Kesalahan yang paling sering terjadi untuk foto yang tidak tajam adalah foto yang tidak fokus.  Hal ini mungkin akibat dari fokus pada bagian yang salah pada objek, terlalu dekat dengan objek sehingga fokus tidak bisa diperoleh, kesalahan memilih aperture yang menghasilkan kedalaman foto yang sangat sempit (angka f kecil, misal f2) atau mengambil foto terlalu cepat tanpa memeriksa terlebih dahulu di jendela bidik. 
    Tidak fokus
     
  • Objek yang bergerak - adalah bentuk lain dari foto yang blur akibat mengambil objek yang bergerak dengan menggunakan shutter speed yang lambat. 
    Objek yang bergerak dengan shutter speed yang lambat
    
  • Kamera goyang - goyangan pada kamera biasanya berasal dari pergerakan dari fotografer itu sendiri ketika mengambil foto sehingga menghasilkan foto yang blur.
    Blur akibat kamera goyang pada saat menekan tombol Shutter
     
  • Noise - Pada foto banyak ditemukan bintik-bintik dari piksel gambar, biasanya berasal dari kesalahan dalam pengaturan ISO, semakin besar ISO tingkat noise nya juga semakin besar.
    Bintik-bintik pada piksel gambar (Noise)

Berikut 10 tips dasar dalam pengambilan gambar untuk mendapatkan foto yang tajam:

1. Pegang kamera dengan benar pada saat memotret
Kebanyakan blur pada foto disebabkan oleh kamera yang goyang ketika memotret (kamera bergerak sepersekian detik saat Shutter ditekan). Cara yang terbaik untuk mengatasi kamera goyang saat pemotretan adalah dengan menggunakan tripod akan tetapi tidak praktis untuk dibawa karena ukurannya lumayan makan tempat, cara praktis nya adalah memegang kamera dengan benar.




2. Gunakan tripod
Penggunaan tripod sangat membantu dalam mengatasi kamera yang goyang pada saat memotret meskipun penggunaanya tidak praktis akan tetapi foto yang dihasilkan lebih tajam dan lebuh bagus.


3. Pilih Shutter Speed (Kecepatan Rana) yang tepat
Hal pertama yang ada dalam pikiran untuk mendapatkan foto yang tajam adalah memilih Shutter Speed yang tepat dalam pemotretan. Semakin cepat Shutter Speed yang dipilih maka foto yang didapat semakin tajam dan terhindar dari blur akibat kamera goyang. Berikut aturan pemilihan Shutter Speed:
- jika Anda memiliki focal length lensa 50mm, jangan memotret dengan Shutter Speed lebih lambat dari 1/60 detik.
- jika Anda memiliki focal length lensa 100mm, lakukan pemotretan pada 1/125 detik atau lebih cepat.
- jika Anda memiliki focal length lensa 200mm, lakukan pemotretan pada 1/250 detik atau lebih cepat.


4. Pilih Aperture (Diafragma) sesuai dengan kebutuhan
Aperture mempunyai efek terhadap kedalaman fokus suatu foto (depth of field), menurunkan aperture (menaikkan nilai f) akan memberikan kedalaman fokus yang sama baik objek yang jauh maupun dekat. Sebaliknya jika menaikkan aperture (menurunkan nilai f) akan memberikan kedalaman fokus yang sempit dimana latar belakang (background) dan latar depan (foreground) mempunyai fokus yang berbeda. Perlu diingat semakin kecil aperture yang digunakan, semakin lama Shutter Speed yang diperlukan dan tentu saja untuk objek yang bergerak sulit didapatkan fokus yang sama.


5. Hindari penggunaan ISO yang tinggi
Unsur ketiga dari segitiga eksposure adalah ISO yang memiliki pengaruh langsung terhadap noise pada foto. Jika memilih ISO yang lebih besar maka shutter speed yang digunakan dapat lebih cepat dan aperture lebih kecil akan tetapi pemilihan ISO yang terlalu tinggi akan menyebabkan noise sehingga foto tidak terlalu tajam.


6. Gunakan kamera dan lensa yang mempunyai fitur Image Stabilisation
Banyak kamera dan lensa saat ini dilengkapi dengan fitur Image Stabilisation (IS) yang membantu mengurangi dampak kamera yang goyang ketika memotret sehingga foto yang dihasilkan bisa lebih tajam. Tapi perlu diingat bahwa IS hanya membantu menstabilkan pergerakan kamera bukan menstabilkan pergerakan objek.


7. Manfaatkan fokus dengan tepat
Teknik yang paling umum untuk mendapatkan foto yang tajam adalah dengan pemanfaatan fokus dari lensa. Kebanyakan pengguna kamera digital selalu menggunakan fitur Auto Focus untuk memotret akan tetapi jangan menganggap bahwa kamera selalu mendapatkan fokus dengan benar terhadap objek yang diinginkan. Jika menggunakan Auto Focus, cek ulang secara visual apakah objek yang diinginkan sudah dalam fokus atau belum sebelum memotret karena hal ini akan mempengaruhi ketajaman foto. Jika tidak yakin dengan Auto Focus gunakan Manual Focus dengan cara memutar ring fokus pada lensa hingga mendapatkan fokus pada objek yang diinginkan, hal ini sangat membantu dalam memotret dengan menggunakan Aperture yang besar (nilai f kecil) yang menghasilkan foto dengan kedalaman fokus yang sempit.


8. Gunakan lensa yang bagus
Jika Anda mempunyai budget yang lebih maka belilah lensa yang lebih bagus untuk mendapatkan kualitas gambar yang lebih tajam daripada selalu menggunakan lensa standar. Untuk lensa Canon, kualitas yang lebih bagus ada pada lensa L-series (Lensa seri profesional), kualitas gambarnya lebih tajam dari lensa standar.


9. Bersihkan peralatan kamera secara teratur
Setiap selesai menggunakan kamera apalagi digunakan diruangan terbuka, jangan lupa bersihkan peralatan kamera seperti lensa dan sensor kamera dari noda, debu dan kotoran karena hal tersebut akan mempengaruhi hasil foto (menimbulkan bercak pada foto).

10. Lakukan pemotretan pada sweet spot lensa yang digunakan
Sweet spot merupakan aperture tertentu dimana lensa akan menghasilkan foto yang paling tajam dan masing-masing lensa mempunyai sweet spot yang berbeda, untuk itu kenali dan pelajari sweet spot lensa yang digunakan agar menghasilkan foto yang tajam. Sweet spot lensa biasanya berada dua stop diatas batas maksimal kemampuan aperture lensa. Misal, untuk lensa f/2.8 maka sweet spot-nya ada di f/5.6. 

25 Tips Komposisi Dalam Fotografi

Pada artikel sebelumnya telah dipelajari tentang elemen-elemen komposisi dalam fotografi yaitu garis, bentuk, wujud, tekstur dan pola. Selanjutnya akan dibahas tentang tips-tips komposisi agar gambar yang dihasilkan lebih bagus dan menarik untuk dilihat.
Salah satu masalah yang paling umum yang dihadapi fotografer pemula adalah bagaimana menemukan komposisi objek yang bagus dalam gambar. Seperti halnya makanan, komposisi adalah masalah selera masing-masing fotografer akan tetapi ada beberapa standar yang telah disepakati untuk panduan komposisi yang baik. Berikut adalah 25 tips yang diambil dari berbagai referensi untuk menghasilkan komposisi yang menarik, akan tetapi ini hanya lah panduan saja bukan merupakan suatu aturan yang baku karena masalah komposisi adalah masalah selera masing-masing fotografer.

1. Identifikasi objek yang ingin ditonjolkan dengan menerapkan fokus yang jelas terhadap objek.  
Kemera memberikan fokus yang jelas pada objek yang ditonjolkan
2. Tarik perhatian ke objek utama dalam gambar dengan menggunakan warna, cahaya pada objek, membingkai objek dalam jendela atau pintu, dll. 
3. Terlalu banyak menampilkan objek pendukung akan membuat gambar terlihat seperti penuh dan komposisi nya berantakkan. Buang objek pendukung yang tidak membantu dalam penyampaian pesan dalam gambar yang ditampilkan, usahakan sesederhana mungkin karena simple is best. 
Gambar sederhana tanpa banyak objek pendukung
4. Hilangkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan objek utama atau ubah sudut pengambilan gambar agar hal yang tidak berhubungan tersebut tidak tampak dalam gambar.
Hal-hal yang tidak berhubungan dengan objek harus dihilangkan
5. Periksa ruang kosong dalam gambar, jangan terlalu banyak meninggalkan ruang kosong karena hal tersebut akan mengecilkan objek utama. 
Gambar sebelah kiri terlalu banyak ruang kosong pada objek utama. Setelah dikomposisi ulang gambar terlihat lebih menarik (gambar sebelah kanan)
6. Penuhi frame dengan objek utama dan tidak perlu menambahkan latar belakang (background) untuk memperkuat pesan dalam gambar.
Objek utama memenuhi frame gambar
7. Periksa tepi dari frame gambar, jangan sampai tangan dan kaki objek terpotong tanpa alasan yang kuat.
8. Periksa apakah ada sesuatu yang muncul ke dalam gambar dari samping. Apakah ada cabang pohon, kabel listrik, dll yang masuk ke dalam bidang bidikkan yang dapat mengalihkan perhatian ke objek utama? Ubah sudut pengambilan gambar untuk menghilangkan hal-hal tersebut.
9. Manfaatkan penggunaan titik pandang (Point of View, POV) agar gambar lebih menarik. Jangan terlalu terpaku dengan pengambilan gambar dari depan objek.
Gambar diambil dari titik pandang bawah
10. Gunakan rule of third. Bayangkan garis imajiner yang membagi gambar menjadi sembilan bagian yang sama kemudian tempatkan objek pada titik potong garisnya.
Objek berada pada titik potong garis
11. Jika ingin memotret manusia, usahakan mata berada diatas garis tengah.
Mata berada diatas garis tengah gambar
12. Upayakan keseimbangan objek. Perhatikan komposisi dan tentukan apakah ada bagian yang miring dari sudut pandang pemerhati gambar.
13. Mata akan tertuju kepada bagian yang lebih terang dari gambar, jadi tempatkan objek utama pada bagian yang lebih terang.
Bendera sebagai objek utama berada pada bagian yang lebih terang
14. Tegaskan latar depan (foreground) objek dan perhatikan background, jangan sampai ada hal-hal mengganggu objek utama.
15. Untuk memperkuat kesan yang tinggi, potret objek secara vertikal dan untuk memperkuat kesan yang lebar, potret objek secara horizontal.
16. Gunakan pola, khususnya pola yang berulang akan membuat gambar lebih menarik.
Pola berulang dalam gambar
17. Manfaatkan garis (leading line) untuk mengarahkan mata ke bagian yang ingin dituju.
Pemanfaatan garis untuk mengarahkan mata
18. Gambar dengan elemen kurva S bagus digunakan untuk mengarahkan mata.
Contoh gambar dengan kurva S
19. Perhatikan posisi kamera terhadap mata objek yang akan dipotret. Sebagai contoh, posisi jongkok untuk memotret anak-anak agar kamera sejajar dengan mata anak-anak. 
Kamera dan mata anak-anak dalam posisi sejajar
20. Pastikan ada pemisahan antara beberapa mata objek untuk menghindari penggabungan enak dipandang.
21. Hindari meletakkan objek pada bagian tengah foto tanpa alasan yang kuat (gunakan aturan Rule of Third).
22. Hindari meletakkan garis horizontal pada bagian tengah foto.
Garis horizontal berada diatas garis tengah
23. Hindari memotret garis horizontal yang melewati kepala manusia atau hewan.
24. Jangan biarkan garis horizontal bergabung dengan objek penting dalam gambar.
25. Sesaat sebelum mengambil gambar perhatikan lagi di jendela bidik (view finder), pastikan tidak ada hal yang terlewatkan dan pastikan sesuai dengan keinginan.

Elemen Komposisi Dalam Fotografi (Bagian 3)

Setelah sebelumnya mempelajari elemen garis, bentuk dan wujud selanjutnya akan dibahas tentang elemen tekstur dan pola.

4. Elemen Tekstur (Texture)
Elemen tekstur memberikan kesan tiga dimensi, cenderung abstrak dan memberikan kedalaman gambar terhadap objek jika melakukannya dengan pencahayaan yang benar. Tekstur dapat dilihat jelas pada dua sisi yang berbeda yaitu tekstur yang ditemukan jika fotografer mendekatkan diri pada objek untuk memperbesar yang dilihat dan tekstur dimana fotografer menjauhi objek untuk melihat pemandangan yang luas. Tekstur juga dapat dilihat ketika cahaya mengenai permukaan dengan sudut yang rendah atau ketika objek diterangi oleh sumber cahaya yang miring untuk membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu.
Penerapan Elemen Tekstur (Tekstur Karpet dengan Cahaya dari Samping)
5. Elemen Pola (Pattern)
Pola merupakan pengulangan dari elemen bentuk, wujud dan tekstur yang merupakan elemen visual yang dapat menarik perhatian. Dalam kehidupan sehari-hari suatu pengulangan kadang menimbulkan sedikit kebosanan namun apabila diterapkan dalam fotografi pengulangan tersebut menjadi sesuatu yang menarik dan indah untuk dilihat. Rahasia dari penggunaan pola dalam gambar adalah menemukan variasi yang mampu menarik perhatian pemerhati tapi perlu diingat bahwa terlalu banyak keseragaman pola akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan.
Penerapan Elemen Pola

Elemen Komposisi Dalam Fotografi (Bagian 2)


Dalam postingan sebelumnya telah dibahas tentang Garis (Line) sebagai salah satu elemen komposisi dalam penyusunan sebuah gambar, selanjutnya akan dibahas tentang elemen berikutnya yaitu elemen Bentuk (Shape) dan Wujud (Form).

2. Elemen Bentuk (Shape)
Cara objek terhubung satu sama lain yang membentuk suatu bidang 2 dimensi dalam gambar menjadi suatu bentuk dapat menarik mata untuk mengidentifikasi objek. Dengan komposisi bentuk maka gambar akan terkesan lebih dinamis, seimbang, tertata dengan baik dan menarik untuk dilihat. Contoh penerapan elemen komposisi bentuk dalam gambar adalah ketika memotret 3 orang sekaligus dalam satu foto, jika ketiganya diatur berdiri sama tinggi maka akan mendapatkan sebuah foto yang kaku dan kurang enak dipandang. Lain halnya jika ketiganya disusun membentuk sebuah segitiga maka secara keseluruhan gambar anda akan tampak lebih dinamis, seimbang dan menarik.
Penerapan Elemen Bentuk (Shape)

3. Elemen Wujud (Form)
Pada dasarnya elemen wujud (Form) merupakan 3 dimensi dari elemen bentuk (Shape). Elemen wujud adalah ketika kita melihat 3 dimensi dari objek dalam gambar dan elemen tersebut akan memberikan kedalaman fokus dari gambar. Seperti contoh bentuk sebuah jeruk terlihat seperti bola (3 dimensi) dan bukan seperti sebuah piringan (2 dimensi). Untuk menekankan bentuk subjek dalam fotografi, penggunaan cahaya dan bayangan sangat penting diperhatikan.
Penerapan Elemen Wujud (Form), objek terlihat seperti 3 dimensi
Bersambung...



Elemen Komposisi Dalam Fotografi (Bagian 1)

Komposisi dapat diartikan sebagai cara penataan elemen-elemen dalam gambar sehingga gambar yang dihasilkan mempunyai makna, berkualitas, penuh estetika dan pesan yang disampaikan oleh fotografer dapat ditangkap oleh orang yang melihat gambar tersebut. Elemen-elemen dalam gambar mencakup garis (line), bentuk (shape), wujud (form), tekstur (texture) dan pola (pattern). Cara penataan komposisi dalam Viewfinder (jendela bidik) akan diinterprestasikan kemudian setelah gambar tersebut dicetak. Hal yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan dampak visual (visual impact) bagi orang yang melihat gambar tersebut atau dengan kata lain si fotografer mampu menampilkan perasaan dan ekspresi nya melalui media foto.

1. Elemen Garis (Line)
Garis merupakan elemen yang terpenting dari elemen yang lain karena tanpa garis tidak akan ada bentuk, tanpa ada bentuk tidak akan ada wujud dan tanpa garis serta bentuk tidak akan ada pola (pattern). Sehari-hari kita selalu melihat elemen garis, hanya mungkin karena terlalu terbiasa mata kita tidak menyadarinya. Horison (garis cakrawala), alur sungai, garis pantai, pematang sawah, jalan, rel kereta api, tangga, gedung, ubin keramik dan lainnya. Garis ada dimana-mana. Pada dasarnya garis bisa dibagi menjadi 4 jenis: vertikal, horisontal, diagonal dan lengkung.
Garis Vertikal
Garis vertikal menginterpretasikan kesan yang bermartabat, kemegahan, kekuasaan dan penuh kekuatan. Garis ini dapat ditemukan di gedung-gedung, pohon, pagar, orang berdiri, dll.
Elemen Garis Vertikal
Garis Horizontal
Menunjukkan ketenangan, kedamaian, permanen dan kokoh seperti orang yang tidur berbaring di rerumputan, bunga-bunga di lapangan, kelandaian padang pasir atau danau. Hindari penggunaan garis horizontal tepat ditengah-tengah gambar karena akan memberikan kesan yang kaku. 

Elemen Garis Horizontal
Garis Diagonal
Garis ini memberikan sensasi kekuatan, energi dan gerak seperti yang terlihat di pohon-pohon dibengkokkan oleh angin, pelari di garis start atau lereng gunung seperti naik ke langit. Selain itu garis diagonal dapat juga digunakan untuk menuntun mata menuju objek utama yang akan ditunjukkan. Dengan mengetahui elemen ini fotografer dapat membuat kesan kekuatan, energi dan gerak dengan mudah yaitu dengan memiringkan kamera untuk membuat obyek tampak berada di garis diagonal.
Elemen Garis Diagonal
Garis Lengkung
Garis lengkung memiliki karakter yang dinamis dan tidak kaku seperti elemen garis yang lainnya. Elemen ini memberikan sentuhan estetika yang tinggi pada gambar. Contoh objek dengan garis lengkung banyak ditemui di alam seperti bentuk gunung, lekukan pantai, ujung daun, dll
Elemen Garis Lengkung